r suara Erna cukup jelas dari pintu p
kedalam rumah cukup terkejut mendap
at pel dengan keringat yang mengucur membasahi dahinya. Rambut panjang
ada. Aku segera melangkah seolah baru saja masuk ke dalam rumah. Saat Salwa bertemu denganku
rtahan melihat penampi
bendungan di kedua netr
, Wa?" tanya
yuruh ini itu gak ada habisnya!"
kamu di rumah ini bagai tuan putri, sekarang tak ub
uruh apa s
pu pel, eh masih disuruh bikin ko
nanti kamu menikah pekerjaan ini gak seberapa, kan?" jawa
, ataupun sekedar mencuci piring bekas makannya
i, T
!" aku gegas menghampiri Erna yang tengah sibuk dengan ponselnya di sofa.
n segera menjatuhkan b
ah tutup
ak pengen memghabiskan waktu sama
pelajaran buat dua pengkhianat itu!" sambarnya dibarengi gelak tawa. Ak
mana?" tanyaku sembari men
mput kedua cu
AH
kan punya so
naik
k. Kebayang kan gimana keselnya tu ulat nangka? Mana hp bang Wahyu ak
itu. Bahkan mungkin dia dan ibuk sudah merencanakan sesuatu,
lagi sama ular beludak itu. Jadi biar aku sama Ibuk yan
u yang tepat untuk membongkar semua di hadapan mbak Murni. Mbak Arini persiapkan hati dan mental yang kuat, j
a ikhlas. Aku tersenyum getir membayangkan saat itu tiba. Tidak ada angin, tidak ada badai namun rum
li membuatku harus tersenyum
terulang kembali. Biar bagaimanapun, bang Wahyu tetaplah kakakku dan Salwa adalah keponakan mb
rna. Aku tersenyum, sebagai bukti
berikutnya?" Erna memainkan kedua
k sih? Lama banget!" teria
al
g dengan nampan berisi dua
jadi babu loh, Wa, daripada jadi mahasiswa." Salwa mereng
Erna jagonya. Erna meraih ca
uu
itu ke wajah Salwa yang tidak sempat menghindar. Salwa
il dari mana sih, Wa? kopinya gak bisa larut g
ahan kesal sembari mengusap wajahnya ya
itu airnya direbus dulu,
ir kopi milikku
eee
kan kopi yang rasanya entahlah, mani
pikir aku akan terenyuh, oh tidak tuan putri. Arini yang s
Wa! Masa hal gini aja kamu gak tahu!" uca
atnya berjingkat kaget. Segera bangkit dari dudukku
ang sudah berkacak pinggang di hadapan Salwa yang menunduk
AH!" bentak Erna. Salwa mengangkat wajahnya, mungkin dia takut jika aku mendengarnya.
!" teriak
eluar kamar dan mendapati Salwa masih membersihk
kan kaki tepat di depan wajahnya yang tengah menunduk memunguti beling,
ari mengintip di celah pi
tubuh Erna, melihat Salwa merogoh saku da
a. Dan benar saja, ponsel bang Wahyu berkedip da
atu tangannya nangkring di pinggang. Salwa gelagapan mendengar suara Erna d
han amarah, Salwa gegas m
Erna. Erna kembali masuk kedala
idur di kasu
, kali aku tidur dempetan sama ulet bulu, ketularan gatel ntar! Ih,
tangan Mbak gatel ya, pengen gitu rasanya
Hajar aja manusia modelan mereka itu! Tapi tunggu beberapa hari lagi, p
boleh g
Mbak! Tunjukkan sama mereka kalau mbak Arini bukan wanita
harus latihan du
eka ke UGD, biar tahu
ma. Rupanya benar adik ipar
mobil memasuki halaman. Siapa lagi jika buka
amuala
kami serentak sembari be
. Anak-anak mencium tanganku takzim dan berlalu ke kamar un
ar, ibuk tak membiarkan mas Wahyu sendirian. Bel
masuk?" tany
itu, tu!" jawabnya asal se
eliau, terlihat dari sini mas Wahyu
u nyari a
s. Mungkin kepikiran sama gundiknya
tau mau Ibuk kirim semua bajumu sekalian?" teriak i
ih, Mas?" ta
ngos dan segera masuk ke dalam. Tak mau berlama-lama menatap waj
a jalang itu, atau ku bongkar semua di hadapan Ar
emuanya dengan Salwa. Aku gak mau Arini
dan menuju meja makan unt
💐
r siang. Sudah menjadi kebiasaan mereka selalu
ak narik?" tanya ibu usai m
a hari, Buk
ebih baik buka usaha atau bantu Arini di kio
an pergi dari rumah i
mas Wahyu akan membujuk ibunya untuk mengijinkan dia tetap tinggal d
kat dengan kampus Salwa, Buk. Sesuai dengan permint
lwa beneran kuliah di situ!" Sambar Erna santai na
, suruh jemput ke sini saja
apa sama aku!" Entah keberanian dari ma
mungkin dia takut rahasi
kuliah ya gak usah ngegas gitu k
mungkin orang dari kota justru milih kuliah di kampu
sentak m
" sambarku menengahi perdebatan ini. Aku ta
t hingga akhirnya
rikan kontrakan buat Sal
dah muak rasanya mengh
makan. Aku menurut dan masuk kedalam kamar, merebahkan diri mengatur
ranjang persis di bawah kakiku. Aku engg
menghe nafas besar d
bunyikan?" tembakk
ak ada,
ada Erna dan Ibuk di sini?" tanyaku tan
ah paham saja. Dia menyangka Ayah ad
i merangkai kata namun sayangny
sa salah paham?" skakmat! Mas Wahyu gelagapan dengan pe
h payah, dia memb
lau akan mencarikan Salwa kont
lah aku perc
k g
rikan kotraka
kamar. Dia pikir aku akan memberinya kesempatan p
tengah tersenyum menuju mobil dengan Salwa yang bersiap membuka pintu depan samping kemudi.
erengut seketika. Menutup pintu dengan keras dan b
napun mereka pergi. Aku tersenyum senang. La
�🌺🌺🌺🌺