sendiri, dinginnya seperti apa. Entahlah, sejak aku mengenalnya, sikapnya selalu begitu." ungkap M
ernah menerima kesala
. Awal-awal mengenalnya pun, aku beranggapan kalau dia laki-laki yang tak mengenal kompromi. Namun,
n akan pendapat Mila. Bagaimana juga, i
dia tidak setuju, akan mengatakannya secara langsung kok." sebelum balik ke m
ni, melebarkan senyumnya. "Terima kasih, Mil
mbali sibuk dengan pek
x masuk ke ruangan, m
k?" tanyanya, memperhatikan Ganis
tiang listrik, saking tingginya juga tubuh kurusnya. "Ada, Pak. Saya biasanya sepulang kerja sela
, tetapi untuk menolaknya pun m
ehan dari mej
dak punya peluang, kasi
ang. "Jangan menyerah, Fe. Siapa tahu, besok-besok Ganis ma
u. "Diam lo, Al! Urus aja istri ma anak lo. Jangan
dat, lo." seloroh
nya pada Mila. "ikut bujukin Ga
e ... siapa juga yang punya u
s. Wanita itu sudah berdiri, me
Nis?" tanyanya belum menye
pulang." kata Mila, sambil menggand
gue gak lihat lo pepet cewek, sampa
"Diem aja, lo!" Lalu mengejar langkah kedua wa
tangannya. "Ikut denganku, Nis. Tidak ad
ahinya, heran. Melihat t
ada seorang perempuan. Biasanya sikapnya tenang dan penuh wibawa. Bisa dibilang, soal pasanga
nemui Ganis dengan berba
alam genggaman Felix. Secara refleks Ganis melepaskan tangannya, tetapi terlambat karena bibir Prana sudah
campur urusan orang lain. Akan tetapi kali ini, ia melihat kesinisan di sudut bibirnya, saat melihat ke
ya yang seperti itu, Nis. Prana memang dari lahirnya sudah begitu." candanya
r-mampir dulu, ya?" Ganis b
il namaku saja. Kamu tahu, di kantor gak a
ng, ya?" Felix tersenyum sambil menga
am. Sementara Felix, dengan sabar
gapannya selama ini. Kalau dirinya tukang selingkuh. Sudah tanggung dianggapnya begitu.
n tuduhannya dan sekaran
untuk melawan Prana,
saat Felix bertanya alam
, saat harus berhenti. T
seru Felix
k karena persahabatan, ya?" tanya Ganis,
ua masa kuliahnya, untuk masuk militer. Jadinya kita hanya betiga yang terus lanjut." Mendenga
rnah bisa mengorek penjelasan dari mulutnya. Kemudian aku menceritakan, maksudku untuk mendirikan perusahaan kontraktor. Akan tetapi modal yang kupunya, tidak cukup kuat. Sementara aku lihat, Prana secara f
giannya. Seharusnya Prana merasa puas dan senang karena telah dengan mudah me
t, saat kuceritakan kalau Prana pernah
s bukan masalah Prana jadi TNI-nya, tetapi bagaimana sampai Prana bisa melepaskan jabatannya itu? Karena tidak m
enampilannya, memang mirip TNI tak berseragam, ya?" Ganis sengaja
n tidak tahu, bagaimana dia bisa melepaskan diri dari angg
kalau keterangan itu tidak didengar
ngingat ada Felix di dekatnya, mungkin air ma
ulah yang dipercayainya. Terbukti, dengan asal telah menuduhnya selingkuh dan tanpa
Prana. Percuma! tidak akan mempan, akan sia-sia belaka. Ngomong sampai berbusa pun, tak akan digubrisnya. Baginya, yang di
Nis?" suara Felix me
h kebangetan. Dari tadi belum nyampai
endaraannya, Nis. Aku sudah biasa, jadi tidak terl
Felix menatapnya, saat kendaraan tidak bisa laju
ngenalku. Jadi kamu, be
an laki-laki yang mudah jatuh cinta. Kamu boleh tanya ke rekan-rekanku
ngung, harus menj
Prana adalah suaminya, apakah
dirinya sudah mempunyai anak beru
anku dulu, F
. Namun, rupanya Ganis tidak begitu menyimak
depan kios itu." tunjuknya, pada se
celingak-celinguk. Berusaha menge
lagi, jadi aku susah menje
tas tumpangannya." ucap Ganis, lalu turun dari mobilnya