us bisa menegakkan badannya untuk menghadapi Prana. Jangan terlihat lemah, seperti Ganis yang dike
anis sudah tampak segar lagi. Meski kesembaba
iba Felix mengamit tangan Ganis, begitu melihat
i, tapi tidak apa-apa. Aku sudah minum oba
Wajahnya memang sudah tidak l
k perlu ikut rapat hari ini. Aku bisa memberi menj
ada Direktur Utama kita? Aku baru bekerja di sini, tid
Prana masuk dan melihat mereka. Matanya melirik sekilas, pada tangan yang s
pi aku harap jangan terlalu memaksakan diri." pesannya, sebelum ia duduk. Sementa
atiannya segera teralihkan, ketika mendengar suara ba
ubuh itu berdiri, layaknya gunung es yang ti
nnya kepada Ganis. Seolah menganggapnya tidak ada. Beda denga
rja dari beberapa rekannya, secara t
ran dari hasil kerja desai
e
saja meras
mempresentasikan hasil kerja, di rapat ini. Desain gam
gup. Ia harus melakukannya, terutama yang dihadapinya ini a
enyemangati di
a termasuk Prana. Ia menatap Prana sekilas, kemudian
jelaskan hasil kerjanya sampai ke budget yang sudah ia perhitungkan." Beruntung, ia punya pengalaman
is yang telah begitu lancar menunjukan k
engacungkan jempolnya saat Ganis
ob, Nis!" Ganis meliri
a-apa, dibanding ke depannya yang harus
ah!" Ganis tidak berkata lagi, ia sibuk memb
ruangan, saat rapat d
maksud menghampiri Ganis. Namun, suara Prana men
dy dan Bram." ucap Prana, serius. "Gue harap
bali. Sementara Ganis dan Mila keluar ruangan rapat, pungg
ama beberapa hari ini di sana, tapi belum secara pasti dapat tahu apa penyebabnya. Lo
us gue hadiri." sambungnya lagi. Memberi alasan, ke
akan mengajak serta desain interior kita yang baru. Untuk sekalian
h sangat sibuk dengan pekerjaannya, jadi jangan menggan
kemana-mana, tapi gue inginlah sekali-kali d
dikit mencari kesempatan itu. "Lo, tidak takut diamuk Mila? Jadi,
Aldy. Menghentikan pembicaraann
p tender ini bisa kita dapatkan." tegasnya dengan penuh semangat, "kerjaan Lo lanc
an secara detail di rapat tadi, tapi kenapa Prana
untuk memenangkannya." kekehnya. "Kalau soal proyek yang sedang gue kerjakan, udah gue bah
aham." jawa
yum. "Gue liat, lo agak gak fokus dirapat tadi, seb
it lelah saja." k
lah ... Jangan melulu yang lo pikirkan itu ha
ita cantik, yang manja, selalu membuatnya tersenyum dan tertawa lepas akibat ulah ja
rnya lagi. Wanita itu sudah jadi sosok
pada tugas kita masing-masing." Aldy berusaha meyakinkan. Kembali terkekeh, sesuai dengan karakternya yan
royek kecil maupun besar. Sepertinya belum ada waktu untuk kita beristirahat, karena muncul lagi b
ihkan kepada sahabatnya
n ini sudah mulai rampung. Bukan proyek besar juga, jadi tidak begitu banyak
yang kita harapkan. Gue harap juga, kalau ada masalah
sana." perintah Prana, sambil bersiap-siap untuk meninggalkan ruangan rapat.
n, tadi di rapat?" ucap Felix, setelah punggung Prana tidak terlihat. Aga
Sepertinya agak kurang sehat liatnya." seloroh Aldy. Mengangkat b
uk di sebelahnya. "Nis, sepertinya kamu kurang sehat deh. Aku antar
tu ah. Apa kata dunia, kalau karyawan baru sud
akit, ya diobatin. Perusahaan ini sudah menyediakan tempat le
ingin menyimpan kepalanya ini, di atas bantal yang empuk, lalu memejamk
ceritakan semua masalahnya ini. Namun, tentu saja hal
il. Jadi tenang saja, kepalaku sudah agak
ingnya ini, sudah dua k
. Kalau sekedar hanya untuk beristirahat. Namanya juga, ruang Bos." ujar Mi
entu laki-laki itu, tidak akan membiarkan dirinya semend
tidak bisa diekspresikan ke orangnya secara lan
dengan begitu saja. Belum tentu Prana masih menginginkannya. Dari sikapnya