muncul di hadapannya. Pada awalnya, dia berpikir bahwa wanita ini adalah seoran
wanita ini terlihat san
ndiri, Dewi mendorong tubuhnya agar bersand
ata orang lain, sepertinya pria itu yang memaksa Dewi untuk
ak ada yang pernah membu
uh, wanita itu malah membuka kancing kemejan
an dada yang keras dan kencang. 'Wah. Benar-benar
adegan mesra itu. Mereka tidak berpikir bahwa sala
itu dia menyadari bahwa para preman yang mengejarnya itu sudah pergi, Dewi mendorongnya menjauh
encium bau anggur merah di napas wanita ini dan di mulutnya sendiri
ntuk melihat pria itu. Barulah pada saat i
dung mancung, dan bibir yang indah yang ada di wajahnya
dan ketidaksenangannya terli
ersenyum padanya dan berkata dengan nada meminta maaf, "Sebagai kompensasi at
ng pernah dilihatnya. Dua juta rupiah cukup sepad
emiliki dua ratus ribu rupiah dan beberapa lembar uang kecil. Terpaku selama bebe
akin marah. Semakin lama dia menatap wanita asing ini, s
i sedang kesal. Pria ini tampak seolah-olah berencana melemparkan Dewi ke laut untuk
eluarkan ponselnya dan mengusulkan, "Aku tahu! Aku bi
tidak menyala. Rasa panik mulai muncul di dalam ha
ikan sebuah senyuman canggung pada pria i
ng berusaha untuk mempermainkannya. Tepat di mana sedetik lagi Kusuma akan kehilangan kesabarannya
tap uang di tangannya dengan tatapan linglung dan k
berjalan menuju ke bar, dia melihat Kusuma sedang berdiri dalam diam dengan
dan mengeluarkan aura yang menakutkan, dengan hati-hati Edi bert
lemparkan uang itu kepadanya. "Tangkap wanita
, tapi dia tetap bergerak mengikuti
dapatkan cedera sedikit pun. Tidak butuh waktu lama sebelu
ya Handaru. Apa yang baru saja terjadi adalah suatu hal
pria asing! Apakah yang aku lakukan tadi bisa dianggap sudah meno
yang tadi dia lakukan itu bukan suatu masalah bes
ni Jenar tersentak kaget
ngat ketakutan sehingga dia hampir melompat dari kursi ketika dia mendengar suara Kirani. Dalam keadaan
g masih melamun, dan mengguncang bahunya dengan pe
rang yang mudah terkejut. Namun, dia tidak merasa keberatan dengan itu, karena dia s
nita. Dia adalah CEO terkenal dari grup m
ntang pria itu." Dewi mengambil sebo
agi, berharap dia akan mendapatkan antusiasme yang sama dari tema
ang disemprotkan olehnya itu mengenai wajah Kirani. Dengan ekspresi tak berd
emuk tadi adalah Kusuma Hadi?!" Dewi bertany