a, kita menginap di sana," ucapku
beberapa helai pakaian ke koper, aku pun membantunya menyiapkan keperluan yang lain. Saat menyiapkan keperluan untuk besok tiba-tiba aku teringat Dian, tetangga kami, dia cukup dekat dengan Ayu, walau pun dia seorang ibu rumah tang
i sekarang Reno sudah mulai curiga karena ibunya yang tak lagi ceria seperti dulu. Aku terpaksa berbohong kalau ibuny
an sampai menangis mendengarnya. Dia berinisiatif untuk membuat kue dan memberikannya esok hari ke rumahku, tak lupa
an memberitahu bahwa dia akan pergi ke rumah, aku langsung bersiap membuka ponsel untuk melih
ni juga pada nanyain loh, malah kemarin Bu sari udah ge
-baik aja
ggap aku
tanya gi
lain, tapi aku bisa lihat mba
rdiam
etiap orang pasti punya masalah tapi enggak baik kala
rlihat mula
cerita, Mbak kalau mau nangis e
lingkan wajahnya, seperti berusaha keras menah
yang melihatnya pusing sendiri, sekarang lihatlah dia hanya mau memainkan hafiz dollnya, Mbak ingat dulu Mbak yang membelikan Ilham mainan itu, Mb
ak, Ilham merasa dia telah berbuat salah, sehingga dia be
erepotka
lham sudah kuanggap ponakanku sendiri. Justru kalau
a kasi
aklah penduduknya, kalau cuacanya cerah pastilah pendu
entikan ucapannya, seperti sengaj
i tahu kan
Ayu malah berla
nya berguncang hebat, di
g lemah, setidaknya itu mengurangi sedikit beban dihati mbak." Dian menyusu
i tidak dengan ini." Ayu semakin
i depan perempuan itu, aku yan
nnya naik, Aku sudah tak mengenalnya lagi, a
itu pasti akan datang pada setiap makhluk ya
n mereka masing-masing, mereka hanya peduli keluarga baru mereka, Aku di buang Di, Aku dari kecil tin
aku selalu berusaha menjadi istri yang baik tak banyak menuntutinya, tapi tetap saja akhi
tan, Aku benci Di, hiks hiks hiks." Akhirnya A
adalah sosok istri yang sempurna, mereka hanya tidak bisa melihat berl