rnya terusik dengan peluh serta sikap ketus Rania barusan. Pikiran jelek ini kembal
kan wajah di depan pintu kamar, tiba-t
anya sambil be
a mau nanya, kamu belum tidu
t saya lagi apa?" ja
yang kedua kalinya, aku membalikkan bada
Rania, aku pun hanya duduk diam di ruang t
*
siap menyalakan api unggun di halaman rumah, tiba-tiba dikejutkan oleh je
a ia akan segera melahirkan. Itu bisa terlihat dari banyak
ma Yohana, biar cepat," pinta Ra
n dengan Rania, tetapi hingga detik ini, aku masih belum bisa mempercayai bahwa wanita tersebut aka
ini. aku sempat menyebut dua hingga tiga nama. Akan tetapi, dengan berbagai
idak tega melihat mimik kesakitan di wajah Rania, pada akhirnya aku mengala
tuk pintu, diam-diam aku lebih dulu menabur butiran garam kasar di depan pintu rumah Mama Yohana. S
mualaik
tu. Aku sempat terperangah dengan kepala wanita tua ini yang tiba-tiba
a yang saya lakukan," bisikku dalam
hirkan, ya, Nak?"
"Tau darimana, Nek?"
i rumah nenek ini. Alasan apa lagi yang membawa kam
na kalau istriku mau melahi
sedang hamil b
akal juga,
olong cepat sedikit. Dar
apannya." Betapa ramah suara Mama Yohana ini. A
alam rumah, sedangkan aku menunggu di depan pintu. Tidak bera
ntu pegang!" se
sodorkan. Lalu, usai merapatkan pintu rumah, tampak Mama Yohan
setelah barusan hanya m
u tidak ingin mel
Yohana tampak mulai mengalah. I
bersin-bersin. Tidak salah lagi, dia seorang Wurake. Sudah bukan
ikan siapa Mama Yohana, juga or
rang yang berada dalam rumahnya, tampaknya
rtunduk lesu, Mama Yohana pu
as lagi ketika Mama Yohana coba memperlambat langkah. Karenanya,hana menoleh. Bibirnya bergetar seperti ingin mengucapkan sesua
li aku membenta
gagetkannya barusan tadi, telah menutup celah baginya untuk mem
i orang setempat menyebutnya Pasingara. Laku yang demikian ini suda
wan, kami yakini ampuh melumpuhkan ilmu hitam
tah kata pun juga, Mama Yohana terus saja mengayunkan m
ga mencacinya jika ia c
u, perempuan tua ini sudah tahu jika aku sud
Bahkan, ketika Mama Yohana hendak me
ia dan bayinya kenapa-kenapa, saya pastikan, besok Mama Yohana tidak akan pernah bisa la
bungkam se
beranjak barang sebentar pun dari pintu kamar. Aku hanya beranjak ketika Mama Yohana memerlukan air h
ma Yohana membereskan ari-ari, dan memotong tali pusar bayi, aku mengantar pu
h pak Romi dibakar orang. Semua keluarganya menghilang, sampai har
da apa-apa sama anak istriku, saya sendiri yan
enunduk begitu bahkan sudah sejak aku membentaknya usai bersin
ka membicarakan apa. Mungkin tentang proses melahirkan, atau mungkin juga