ya, Bara,"
tangnya, tetapi tiba-tiba pula
am diriku. Aku tak menghiraukan Rania, padahal aku tahu ia terus sa
ia memintaku untuk berl
sad bayi kami. Kusentuh ubun-ubunnya, lalu be
Ini?" gumamk
tidak ada lagi isi di balik dada bayi ini. Demi lebih meyakinka
asti ulahnya. Tunggu kau
da bayi kami, tampak beberapa jejak lebam
hal seperti ini dalam waktu singkat hanyalah makhluk
fkan kelalaian bapakmu yang tidak
dalam menjaga putra sendiri, aku bangkit dari dudukku,
adu pandang dengan Rania yang d
dengan
api di dalam bola mata perempuan yang aku
sampai berdiri saat co
n aneh di dalam diriku. Akan tet
ti hanya pikiranku saja," bati
ayang kematian putra kami yang pagi ini seharusnya genap berusia sembilan hari, telah meraja di minda ini. Kare
m telah berg
lihat bagaimana hanya dalam hitungan jam, kabarnya sudah menyebar hingga ke desa tetangga. Entahlah jika desa
ta apa pun, terlebih itu sesuatu yang dianggap tidak wajar
tang melayat di pagi ini, sebagi
ulai berdatangan untuk menyampaikan belas
ini, yaitu tidak ada proses pemakaman jenazah di siang hari, dan hanya boleh dimakamkan di malam hari jika tidak
i antara mereka yang bertanya tentang bagaimana proses kematian bay
idak keliatan?
ka Rania memang tidak terlihat sejak awal pagi tadi. Rania tidak keluar walau
Tolong jangan
nnya, bisa kumaklumi. Siapapun pasti akan butuh ketenangan pasca ko
pi sebagian wajah Rania kala ia menatap, pagi ini, benar-benar membuat bulu
ada apa den
engan Rania. Karenanya, kembali piki
g sedetik pun juga. Bahkan, ia tidak ikut pada prosesi pem
paksa mengarang jawaban sekenanya jika
um lama habis melahirkan. Demikian sedikit jawaban y
n putra kami, bertepatan dengan har
sekolah, anak tersebut berangkat dalam keadaan segar-bugar tanpa ada keluhan sedikitpun.
a, lendir, hingga yang tidak masuk akal, pada busa tersebut terdapat belatung dalam
pat bertanya perihal apa yang dilakukan cucunya dari pergi hingga
aktivitas sebagaimana biasa di setiap harinya. Masih kata si cucu, ada sat
u biji Jambu Air yang
nenek yang konon men
ekian lama warga menaruh curiga kepada Mama Yohana, seseo
k proses pemakaman jenazah. Tidak lagi menunggu usai waktu isya sepe
emakaman jenazah, tanpa sengaja mendengar kasak-kus
akan dipimpin oleh seorang sepuh y
kenal sakti mandraguna di kampung yang masih ken
rumah duka. Di sini, aku mendapati para Tetua tengah duduk berbincang dengan wajah tega
an, aku pun berbaur dengan para
m ini juga perburuan dimaksud akan dilakukan. Oleh Bapak Modin, makhluk yang di
Modin hanya akan memimpin mantra-mantra. Sedang untuk eksekusi, akan dilaku
boleh melewatkan ini. Siapa tau ini ada