ng te
bug
makhluk jadi-jadian itu, kembali menggema mer
la tanpa tubuh, tetapi dia
l, alih-alih terluka atau setidaknya memperlihatkan g
Disabet dengan menggunakan benda tajam, malah pen
a, Wurake ini mem
in, selain sudah deperciki air doa, kami juga sudah dibekali petu
ami yang tengah berjibaku melawan si kepala buntung tanpa tubuh ini, tidak lagi peduli dengan rumor dan kenyataan yang ada. Sekuat tenaga k
perlahan melandai. Mungkin ia mulai merasa kesakitan, atau mungkin telah kelelahan. Kini gerakannya tidak lagi segesit seperti
hluk jahanam,
ngi pekikan, kian ce
ya benar-benar terkapar dan t
us ... !" pekik b
dak lagi bergerak. Sekilas tafsir, dia telah tewas. Sampai di sini, aku dan kawan-kaw
pontan, r
aya, tetapi masih ada saja di antara kami yang meluahkan amarah. Tetap menyerang, dan ba
unggu komando susulan, beberapa di a
lemparkan ke potongan kepala tanpa
staga! Ya, Tuhan .
khluk ini mempertontonkan kepada kami bahw
ar-bena
kini jauh lebih terang, dan lebih garang dari sebelumnya. Hany
ng kayu api menyala, makhluk aneh itu menjulurka
u
dam dalam
an tetapi, itu tidak berlangsung lama. Tidak
luk jadi-jad
i secara bersamaan, kami
i terbang, dan mulai jauh dari jangkauan, maka
i lagi. Selang tidak berapa lama kemudian, ia sudah tidak t
engikuti ke arah mana ia terbang. Jauh, tinggi. Makh
pasrah, tiba-tiba seseorang mengucap lantang,
k Modin? Mau apa dia di sa
k kesemua kami berbondong-bon
jakkan kaki di halaman rumah pak Modin, kami hanya disambut dengan ketera
lu menggelinding dalam rumah. Terakhir, ia terlihat menggelinding
icu kekhawatiran Rajab, an
gap menuju pintu depan, tempat dimana biasanya orang k
aun pintu, kemudian bergegas menuju kamar
rsebut sudah keburu menghilang.
aat Rajab beranja
ebut telah berjumpa lawan yang seimbang dengan kesaktiannya. Pada akhir pertarungan gaib yang hanya berlangsung sekian men
Modin ke bawah jendela kamar, tempat yang diduga sebagai tempat terakhir digunakan makhluk terse
i Rajab dan digenapi ol
a, tidak
ak sempat mengenali wajah orang di
da di pinggul. Besok kalau ada orang yang datang ke sini jalannya pincang-
menambahkan beberapa hal. Kata Pak Modin yang bernama lengkap Abdul Rozak i
begitulah cara pertarungan gaib. Hanya mat
berhubung karena sudah menjelang waktu subuh,
ta panggil orang yang jadi makhluk jadi-jadian itu. Beso
sebelum kami meninggalka
*
ahwa saat koma dan pura-pura mati, tadi malam makhluk tersebut sebenarnya hanya
*
mi mulai berhimpun di pe
a sepuh, para Tetua, juga war
arga menyarankan untuk bergotongroyong mendirikan tenda
oleh mayo
ut, lalu kami jajar di halaman rumah pak Modin. Karenanya, suasananya lebih
ntah pak Modin, dan telah disetujui oleh Kepala Desa, sepuh, dan para Tetua, ritual akan dimulai dengan membakar Cabai Merah. Konon,
ian, ritual pemanggilan
k tidak sabar ingin melihat siapa yang datang
Yoh
isebut oleh hadirin yang ada, tidak terkecuali aku. A
kemudian, orang yang ditu
natap lekat pada seseorang yang
r! Dia bukanlah seorang wan
, kenapa