u mereka di depan teras. Hari ini Isabell ada pemotretan, sementara Damian harus b
obil Limousine putih yang akan mengantarkan istrinya itu. Pria itu memandangi wajah Is
l dalam hidupnya. Begitupun Isabell, dia sangat mencintai Damian sebagaimana semest
walku sangat padat minggu ini," ucap Isabell sembari
rsenyum man
alu menunggumu pulang," balas Damian sembari meraih
an sungguh suami idaman, suami
saking senangnya Isabell segera berjingke dan l
kan wajahnya dan mencium bibir Isabell. Kal
tidurlah dengan baik," ucap Isabell pada Damian tanpa mel
elelahan, ya?" Damian menangkup kedua pip
angguk sembari
" Damian kembali meraih ciumannya
ah menyaksikan adegan romantis itu. Terutama Pedra, tampak sangat jelas
ucap Nyonya Devardo sembari
sekali!" Pedra ta
tersenyum tip
alian tampak begitu hambar. Dan sudah lama kalian menikah, namun tak juga memberiku
tampak gera
epat? Aku bahkan tak bisa membayangkan, betapa repotnya memiliki seorang baby kecil nantiny
ll nanti lebih dulu memiliki baby." Nyonya Devardo kembali menikmati batang rokok
dengan tegas p
u, Bu?" tany
rokoknya di sela jari telunjuk dan jari tengahny
sabell sampai memiliki seorang anak, lan
anju
ell pasti akan semakin menindas kita dengan sesukanya. Apa kau mau menjadi pelayan wanita som
ai menelan
Ibumu ini," pungkas Nyonya Devardo sembari mengayunkan tun
a dan ibunya hanya menumpang pada Damian di Devardo House ini. Dan bagai
boleh sampai terjadi. Damian dan Isabell tak boleh sampai memiliki ket
*
mendorongnya masuk. Ruangan itu masih tampak gelap dan sunyi. Tak ada tawa manja Isabell yang biasa me
saja tersenyum menyambutnya. Astaga, dia sampai
rinya tidak melihat Isabell. Mungkin ben
Damian segera duduk di tepi ranjang dan meraih ponsel dari saku j
nya ke telinga kanannya. Namun yang terdengar hanya suara ope
ya tampak lesu, dia melempar ponselnya ke tengah ranjang lalu membuk
mulai memejamkan matanya perlahan, berharap dapat b
ampak sudah terlelap di tengah ranjangny
bir merah itu mengulas senyum gemas sembari memandangi Damian yang tak menyadari
ngan lancang Vanessa menelusupkan jari-jemarinya ke balik kemeja putih Damian. Diusap-usapny
lkan pipinya pada dada bidang Damian. Jari-jemarin
gi seorang Damian Devardo de Castijo. Gadis itu terus menikmati
atmu terpuaskan, Sayang." Vanessa mendekap Damian dalam pelukannya. J
rtidur begitu pulasnya. Dia bisa menjebaknya sekarang juga
samping Damian setelah menarik selimut untuk mereka berdua. Vane
*
Dia tahu Damian pasti sedang menunggunya. Isabell sengaja tak
n. Bibirnya mengulas senyum, dia tak sabar i
rtidur pikir Isabell. Dia segera bertepuk tangan untuk menyalakan lampunya. Namun alangkah terkeju
da
dak mungkin! Dia tak bisa percaya dengan penglihatan netranya kali ini.
erharap dirinya segera terbangun dari mimpi buruk itu. Namun ternyat