memasuki kamar itu dengan emosi dan lupa menutup pintunya kembali. Langkah pan
yang sedang duduk di tepi ranjang. Wajahnya di tekuk dengan punggun
gadis yang sangat di cintainya itu. Pendar matanya menatap sendu
Kakakmu yang pandai bersandiwara itu," cetus Is
dari meja nakas, lantas digunakannya untuk menyeka kedua pipi i
hmu!" tegas Isabell. Gadis itu memalingkan wajah
an keluargaku. Dan Ibu hanya ingin menjaga perhiasanmu saja. Apa
a perhiasanku, tapi mereka menginginkannya. Kenapa
in istrinya itu, namun lagi-lagi Isabell menepisnya.
ukup bila hanya untuk membeli perhiasan. Kau sudah salah paham pada mereka. Bahkan kau
a tak mudah terjatuh. Tampaknya Damian sudah termaka
ut-ribut lagi hanya karena perhiasan. Aku bisa membelikanmu banyak perhiasan, bukan
t jemari itu den
napas, emosinya m
ell, dia segera bangkit dari duduknya di susul oleh Damian yang menatapnya kesal. Dua
erhiasanmu pada Ibu!" perintah Damian deng
wajahnya mendongkak pada pria ya
endak pergi. Namun Damian mencekal lengannya dan menarikny
ell!" bentak Damian dengan wa
dia tak pernah melihat Dam
ontak dari cengkeraman tangan kekar suaminya itu. Namun d
, Damian! Kau gila karena
ABE
elumnya tak pernah berkata lantang apa lagi sampai membentak
a bentakkan suaminya itu. Begitu pula dengan Damian, dia segera melepaskan Isabell dan
angannya menyentuh masing-masing bahu m
kepalanya dengan tan
hendak berlalu, namun kedua tangan kekar Damian segera mendekapnya dari bel
ukai hatimu, Sayang. Maafkan aku," sesal Damian semb
Damian memutar tubuh ramping Isabell agar menghadap padanya. Dipandanginya wajah i
n aku,
dirinya sendiri karena telah membuat wanita yang sangat ia cintai itu sampai menangis. I
*
to. Dia tampak sedang menikmati batang rokoknya sambil bebincang-
jalan menuju pada mereka. Dia menghembuskan asap rokoknya ke udara lalu
a gold yang indah. Kotak kayu itu terlalu besar jika untuk ukuran kotak per
l tersenyum puas. Dugaan mereka tidak m
ngat seksi di pelupuk matanya, bibirnya mengulas senyum smirk saat tepi gaun wan
nya padamu," ucap Damian pada Nyonya Devardo lal
emasang waj
mpan semua perhiasanku," tu
. Dia menaruh batang rokoknya lebih dulu di atas meja sebelu
jaga perhiasanmu ini dengan baik. Benarkan, Pedra?" Nyonya Devardo berkata pada Is
kita ini. Sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaganya, terutama h
yum tipis sambil m
r. Tolong kalian jaga Isabell," ucap Damian
jaga Isabell dengan baik," balas Nyonya Devardo s
memutar bola m
amian meraih kepala Isabell lantas
yum tipis. Damian pun segera pergi. Isa
enghentikan langkah Isabell yang
nghadap pada tiga orang yang s
itu? Puas kalian sekarang, hah?!" Isabell bers
lalu tersenyum puas. Sedangkan Berto han
n semua kartu black gold milikmu pada kami," jawab
asar sinting!" Isabell tak sudi lagi berpandangan dengan oran
al ingin seger
ah setelah itu kita rampas semua kartu black gold gadis sombong itu. Mengerti?" ucap N