t itu tidak menjamin kepribadian seseorang. Belum tentu yang sederajat a
hal-hal itu sudah pernah t
k boleh mencari wanita yang latar belakangnya di bawa
engan keluarga kita. Dan aku sudah punya pilihan, yaitu cucu dari kerabat mendiang ayah kalian. Mereka dari keluarga Slava yang tentu saja sederajat d
dan ibu mertuanya. "Kita tidak boleh memutuskannya sendiri, Bu. Kita harus konversas
k sesuai dengan pilihan kita, kita harus tegas menjodohka
u memang Dominik belum punya pacar, aku ingin Ibu s
ik itu anakmu. Seharusnya kau memberikannya kebebasan un
tidak dibebaskan oleh ayahku, tapi bukt
natap suami dan ibu mertuanya yang kini saling membahas soa
isi
ang atasannya terbuka. Rambut hitamnya yang disanggul asal memperlihatlan leher puti
uh. Lelaki itu bernama Ivan Volkov, seorang dokter spesialis di
, ampun aku gugu
untuk menenangkan. "
inik akan mengajakku bertemu orangtuanya, Paman. Aku gugup sekali. Aku takut
yakin, Nak. Kau sangat cantik. Kau juga punya pendidikan yang tinggi dan keluarga Volkov se
akut. Ini bukan hanya pertem
g!
dangkan Ivan melapisi tangan gadis itu dan berkata, "Itu pasti dia. Pe
aman. Semoga aku diterima dengan baik
, Sayang,
kemudian pamit meninggalk
a Ivan. Ucapannya tulus,
anjang, saat itulah Ivan meraih ponsel dan menghubungi seseorang.
rang yang bersuara laki
an tugas kalian dan jangan sa
p, B
! T
sa. Hanya inilah yang terbaik untukmu dan masa depanmu. Kau tidak boleh menikah deng
*
bisik Dominik tepat
laman depan rumah keluarga Volkov. Dominik di
minik lalu berkata, "Tangan
yang usianya lebih muda sat
lasnya denga
Dominik begitu bibi
ambil menggeleng k
aling menggenggam satu sama lain Dominik melajukan mobil menuju kediaman Fe
argamu akan menerimaku?" tanya
paling untuk menatap wajah cantik sang pujaan. "Atas alas
u keluarga terpandang. Mereka pasti tidak mau mendapatkan m
u sekalipun kau dari keluarga miskin. Aku akan tetap menikahimu. Lagi pula kau bukan dari
yandarkan kepala di bahunya, mata Larisa menangkap sebuah m
tu laju
mentar. "Mungkin p
mobilnya agar mereka segera tiba di rumah. Namun saat ia menginjak gas semak
e
gga bunyi decitan terdengar. "Siapa mereka dan mau apa me
panik. "Saya
gannya. "Jangan takut.
mudi sambil memegang pentongan. Wajahnya ditutup me
engekor di belakang dengan penampilan y
angi kita," kata Larisdengan pandangan tak luput dari ketiga s
! T
engetuk kaca jendela di dek
nya semakin dingin saat melihat sosok yang sa
erjadi, jangan
! T
uk dan memberi kode untuk keluar. Dominik tak peduli. Ia
! T
l itu membuat Larisa semakin takut. "D
r
ul kaca jendelanya. "Dom, kumohon buka saja. Tanya m
ngin membunuh kedua orang itu. Namun sayang ia tidak membawa pistol. Ia sendiri tak m
r
kh
erdengar. Hal itu pun membuat kaca jendela mobi
on," katanya s
sudah sejak tadi aku membuka pintu
ripada kita akan dibunuh lebih baik
ebelah yang masih menggenggam tangannya, tangan yang lain bergerak un
ak menjawab. Ia hanya mengode
t," ia meremas tangan pria itu seaka
Dominik. Seandainya ia bisa melawan dan punya senjat
! T
ambu
tuk klik logo love dan kas