akan pindah ke mana-mana. Kau ha
auma akibat pemaksaan yang pernah Angger lakukan kepada Bunga, masih membekas dalam ingatan gadis itu hingga saat ini. Seh
u? Bunga masih ingin bersama Ibu dan Mbak Nisa. Se
tentu sang putri belum terlalu siap untuk menerimanya. Namun, semuanya sudah terjadi. Kini Bunganya sudah menjadi is
putrinya. Dengan penuh rasa kasih sayang
adi sudah seharusnya kau menjalankan kewajibanmu dengan baik. Ibu tahu kau pasti bisa
tuk memberikan penger
ga belum siap
aat ini. Tapi Bunga tidak akan pernah bisa mengecewakan Ibunya. Bagaimanapun hidupnya dengan Angger nanti,
sti bisa menjadi istri yang baik untuk Den A
melupakan Nona Laura. Karena hanya kau yang berhak atas diri Den Angger, kali
ang Ayah. Sejak Bunga menyetujui untuk menikah dengan Angger. Dia sudah mempersiapkan dir
ntarkanmu ke kamar atas!" sahut Bi Zaenab kar
k ikut pindah ke apartemen. Agar mereka bisa tetap bersama dalam satu rumah. Karena selama ini Ang
e kamar suaminya yang berada di lantai atas. Seperti perintah dari Ibu mer
pun ini bukan untuk pertama kalinya, karena dulu Bunga pernah tidak sengaja masuk ke dala
t keindahan kamar seketika buyar, saat
ke belakang. Jangan ragu untuk mengatakan jika kau butuh
rgi, ini sudah malam. Kau juga h
ntu kamar setelah mengucapkan terima kasih kepada dua orang wanita yang sudah menemaninya seh
sama, seperti saat dia tidak sengaja melihatnya dulu. Semburat senyum tiba-tiba te
elulusannya dengan nilai terbaik, sang Ibu langsung menelepon aga
duduk di salah satu kursi penumpang kereta malam dari Malang menuju ke Jakarta.
keluarga kaya di Ibu kota. Setelah sekian lamanya mereka tidak berjumpa. Maklum Ibu Zaenab adalah orang tua tunggal
ta besar untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga me
at Bi Zaenab sangat bangga dan berharap Bunga bisa melanjutkan pendidikannya di kota. Apalagi majikan tempat Ibunya b
kan agar putrinya memiliki Pendidikan yang tinggi. Bi Zaenab ingin melihat pu
Karena ini untuk pertama kali dirinya bepergian jauh setelah bertahun - tahun hidup d
yar televisi. Maka sebentar lagi dirinya akan segera menginjakkan kaki di kota y
rat, sebagai bentuk rasa terima kasihnya kepada majikan sang Ibu yang sudah berbaik hati menguliahka
. Bahkan sejak kepergian Ayahnya, Ibu Zaenab tidak pernah berniat untuk men
adaan Ibunya yang telah berjanji datang menjemput. Gadis itu mengedarkan pandang
u .