pakaian kubuka dengan gerakan pelan. Aku baru saja keluar dari
ja satu-satunya dalam kamar sempit ini, tempat meletakkan rice cooker dan keranjang kecil berisi peralatan makan yang berbilang tak sampai se
ik?" Kang Oded men
ri pakaian, tertegun. Kuusap anak ram
k matanya. Langkahku menuju lemari plastik
d mengacungkan ponselku.
u aku mandi, dibacanya isi pesan-pesanku kepada Mas Rudi. Tumben ia mengutak-atik
nikasiku. Ceroboh? Bukan. Aku sengaja melakukan itu karena merasa tak perlu menyembunyikannya dari Kang Oded. Mungkin di sudut hatiku y
Ia memang membatasi pergaulanku dengan para tetangga di lingkungan perumahan ini, tapi tak pernah memedulikan ponselku. Satu hal y
nya rasa cemburu ataukah ia amat memercayaiku? Sulit bagiku untuk membedak
a Akang sudah tahu," kataku santai, lalu menyandark
aku hanya ingin beristirahat setiap kali selepas jam kerja. Duduk seharian menghadapi
ng Oded menatapku penuh luka. Tak t
perhatian," jawabku penuh perasaan, puas akhirnya bisa
an kamu ketika ingin ini dan itu ...." Bahu
api Akang juga kurang perhatian dan kasih sayang sam
menutupi dan memendam sesuatu. Biarlah malam ini aku ungkapkan semua kekesalan dan unek-unekku selama me
perbolehkan. Apa itu kurang perh
irnya perempuan cukup dituruti kemauannya
kang malah menyuruhku pulang sendiri naik angkot," jawabku penuh semangat. Aku menatap Kang Ode
nya, sebelum pukul empat Akang sudah menjemputku. Paling tidak ada kemauan datang sendiri,
ari menyorot kuat. Aku selesai bekerja dalam kondisi yang amat lelah dan sangat ingin pulang. Aku menunggu
apa dan bertanya demi basa-basi dan mengucapkan ka
Tis?" tanya Mira.
g pergi dengan tergesa-gesa, setelah ia melihat
uhnya. Lima belas menit terlampaui. Teman-teman yang tinggal di mess telah kembali ke mess. Aku sendiria
akkan gigi saking kesalnya. Di puncak kejengkelanku, aku memutuskan untuk
Aku langsung memberondongnya dengan tuntut
, ya? Maaf, Akang lupa. Hari ini ada order jahitan yan
anku pada ponsel semakin erat, saking kesalnya hat
erusaha mengontrol suara meskipun jeng
Dik? Akang betul-betul enggak bisa
i, langsung saja kumatikan ponsel. Daripada aku mengomel panjang-pendek di telepon dan
i dengan pemandangan kamar
ur dan tidur di pabrik. Itupun Akang malas menjemputku, malah pernah Akang menyuruh
ingga beberapa kali lelaki yang umurnya hanya selisih tiga tahun di atask
anmu yang menjemputku? Jadi jangan salahkan aku kalau
Mas Rudi pun memiliki rasa yang terlarang di dalam hati. Seperti kata orang-ora