tnya, Dedy sengaja berlembut-lembut agar orang-orang
i rebah. Ia juga membersihkan tanah
ang bapak-bapak berbadan kekar yang tiba-tiba mendekat.
anya terjatuh karena terpeleset," boh
mapahnya untuk naik ke motornya. Bapak-ba
ah," kata Dedy kepada Rara, bersandiwara agar orang-oran
uruti permintaan Dedy. Dengan mengentak-entakkan ka
Rara yang telah berjalan terlebih dahulu. Rara me
di rumah," geram
i rumah, Dedy
maluin aku saja. Pakai baju dan tas jelek itu lagi. Nanti Bu Nara pikir
men
aku, Mas. Jangankan menafkahi, melindungi ak
i sini, malah kurang ajar. Sudah bagus diberi tempat tinggal, malah
ma berkacak pinggang
dia, Mas!" se
u dia sampai dikurung, dia tak akan b
aya mencekal tangan Wati. Tanpa amp
ata Wati
ti. Di depan kamar, Dedy mendorong Wati masuk sampai Wati hampir t
r nyaring di telinga Wati. Hati Wa
ini!" teriak Rar
ang," ja
kah kaki Dedy yang menjauh
eluh Wati di
harus dilakukannya sekarang? Berteriak-teriak agar tetangga datang? Tapi bagaimana kalau tidak ad
carakan Rara dengan Dedy. Wati tidak terlalu jelas mendengar, tapi dari kata-k
ngintip keluar d
ok ge
tidak melihat apa-ap
bisa b
kunci tidak diambil oleh Dedy, sehingga hanya gelap yang dilihat Wati ketika
rupakan berkah baginya. Cepat-cepat Wati m
i kayu buruk yang lebih pantas menjadi lemari barang bekas. Laci-laci pada lemari itu d
bagian bawah pintu. Pintu itu sendiri tidak menutup rapat dengan lantai, ada lubang sebesar satu senti antara bagian
ng sejajar dengan lubang kunci. Setelah merasa posisi kertas ma
angannya menyentuh benda panjang tersebut. Dengan pulpen itu, Wati menyodok-nyodok lubang kunci.
ang sebelumnya. Dengan hati-hati, Wati menarik kembali kertas yang dipasang seb
ngut anak kunci dari kertas bekas majal
y dan Rara tidak mendengar saat Wati memutar anak kunci dan membuka pintu kamarnya. Wati berjalan berji
haid. Rasanya ada yang menusuk-nusuk
mengerti dengan urusan haid perempuan. Urusannya
nggak tadi di kl
pereda sakit
Dedy kesal. Mata Dedy tertumbuk pad
ga belum diminum," ujar Dedy seraya m
ku lupa,"
alau haidmu lancar, tidak akan l
minum obat itu da
bat pereda sakitn
, Rara mulai merasakan efek obat yang dimasukkan Wat
li," Rara meringis akiba
n celana lagi, perutnya sudah sakit lagi. Beberapa ka
perutku begini,"
yakan makan yang pe
u biasa saja,"
dong?" tanya
l. Baru selesai bicara, Rara kembali merasa per
bolak-balik ke kamar mandi,"
lagi. Rara melangkah keluar k
ati yang terbuka lebar. Matanya melo
kabur!" teria