am ini," bisik De
bereaksi. Wajahnya pun datar tanpa ekspresi. Sekarang dia sadar, Dedy hanya mendatangi
amarnya. Saat pagi tiba, Dedy langsung pindah ke kamar Rara. Jadi i
isa bangun kapan saja," cegah Wati saat tangan
ngi Wati di depan kamar Rara. Kesal dengan kenyat
bisiknya dengan
kamar mandi. Di sana ia langsung mandi untuk menghilangkan bekas jamahan Ded
buka gagang pintu, ia terkejut mendapati pintu kamar Wati yang ter
anggil Dedy pelan
gan. Apakah Wati tertidur? Jika memang i
rgegas merebahkan diri di kasur. Ia bermaksud pura-pur
pintu," panggil
n-ubun, ia ingin segera menyalurkannya. Dedy mendorong-dorong pintu kamar Wati. Ia dapati bahw
ak
bergulung di dalam selimut sampai ke kepala. Jadi betul, Wati ternyata tertidur. Mel
intu, lalu melangkah mendekati
. Jantungnya berdebar kencang. Ia takut disentuh Dedy lagi. Sementara langkah-lan
m Wati di te
a-pura terkejut da
bangun. Sengaja Wati berteriak sekencang-kencangnya. Namun teriak
enyerang Wati tanpa basa-basi lagi. Wati gelagapan. Ia p
" perintah De
keinginan Dedy. Meskipun begitu, otak
ap dan menindih tubuhnya, Wati sengaja menendang meja kecil yang berada tepat di dekat kakiny
yi itu. Bahkan salah satu pecahan k
pa sadar. Ia menghenti
t tiba-tiba terdengar teri
Kamu di
raya meringis menahan
a. Perih di punggungnya akibat terkena pecahan kaca diabaikan
k Dedy seraya berlari keluar
alu ia melihat celana dalam Dedy yang tertinggal di atas kasurnya. Sakin
tu hingga ke sudut kamar. Tak sudi lagi i
dekat meja. Hati-hati Wati melangkah keluar kamar dan menuju d
na dalam milik Dedy yang teronggok di balik pintu. Celana itu Wati buang be
ar Rara terjadi obrola
tut Rara begitu Dedy sudah
gi Wati di kamarnya. Bagi Rara, Dedy boleh tetap memiliki Wati tapi tidak boleh sering-se
pur. Aku tadi keh
. Antar aku ke klinik, Mas," pinta Rara seraya meringis
jar Dedy seraya menurunkan kembali c
, Mas?" tanya Rara dengan mata melotot
tak mengenakan penutup. Dedy kelabakan. Pasti ia meninggalkan
andi. Gara-gara kamu teriak, aku sampai
" Dedy mendekati Rara di tempat tidur, lalu meraih
ri keteledorannya. Jangan sampai Rara curi
esai haid," tolak Rara seraya meremas batang di tangannya. Dedy
t, Sayang,"
n. Aku nggak mau kamu enak tapi aku
ja kita ke klinik," uj
alam lemari, lalu mengenakan celana pan
ajak Dedy mes
r, lalu membantunya mengenakan pakai
r rumah berdua. Setelah betul-betul yakin bahwa D