img Re(s)tart  /  Bab 5 Marah | 21.74%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Marah

Jumlah Kata:1473    |    Dirilis Pada: 19/02/2022

jalan ogah-ogahan keluar kamar. Udara masih terasa dingin, hari masih gelap di pandang

ingrum dari ambang pintu dapur. Mat

epat mandi!" titahnya lagi setelah m

kembali ke dapur. Ia yakin kalau anaknya sudah mandi. Tak lama kemud

aikum!" seru

ab salam sambi

ngrum saat tahu yang men

ingkisan kantong plastik hitam. Ningrum mengambilnya dengan segan. "Itu s

Pak? Semuanya berapa har

uk ibu saya juga ada, nih!" Kono menunjukan tas ransel yang d

g, minum dulu atuh!" u

Assalamu'alaikum!

menatap punggung Kono yang menjauh. Ia menghela napas

. Diam berdiri di jamban dengan handuk melilit di pin

ring menampakan diri? Fauzan mengepalkan tangan

ayahnya. Takut bahwa Kono yang digadang-gadang ak

mata yang sudah membasahi pipinya. Namun, mata yang memerah tak bisa membo

gerutu Karvo. "Kalau tahu

a-bisa bilik jamban roboh," u

sekolah, tungguin

yang sudah berdiri

menuju kamar tanpa menoleh ke arah N

an merasa lapar. Namun, ia enggan untuk sara

uku sesuai jadwal pelajaran hari ini. Ia juga tidak lu

-pucuk pohon yang tinggi mendapatkan sinarnya. Fauzan bergerak ke

jemurnya di kawat jemuran. Saat tahu anaknya suda

ah m

gan kecilnya sibuk

ri ini pulang sore kare

as membuang air sisa yang ada di dalam

ngambil kotak makanan dan mengisinya dengan nasi serta

umahnya. Ia menunggu keempat te

?" tanya Ningrum saat ti

ergeming sambi

kal saja, ya. Nanti kamu l

acuh, ia pun membuka ransel yang dikenakan

ibunya. Wajahnya cembe

ini kena

gak mau bekal makanan!"

kasih Mang Kono!" ucapnya l

mam Ningrum saat Fauzan

i rumahnya. Fauzan yang sudah berada di jala

an dua lembar uang saat Fauzan tak melihat ke arah mereka. "Nitip jika Fauzan lap

lesai mengikat tali sepatu, ia p

ahraga, kan?" tany

jawabnya

ang menghampiri. Kelima anak itu pun beran

*

untuk berkumpul. Beberapa murid yang akan ikut turnamen olahraga antar sekolah sekecamatan pun kumpul d

rsedia untuk latihan hanya ada satu, mau tidak mau murid yang me

yuk. Laper ni

di, masih lapa

dulu, nanti perut ka

ak jajan." Karvo menatap Fauzan

ti saja, ayok

ang sawah. Semuanya anak pemain futsal itu sud

ulu untuk tanda ukura

mau bantu Ocid cari batu. Nanti kita suit aja,"

ahan kepada grup bola voli. Ia membunyikan pelui

pul. Ia pun mulai member

lai. Latihannya hanya satu jam saja per ha

u anak-anak yang

anak itu bermain futsal seperti yang mereka lakukan setelah pulang sekola

as!" ter

k badan itu tak bisa mengelak

r

keningnya. Anak-anak yang sedang ber

malah tertawa. Wajah-wajah

af, ya!" seru Dasep sam

mu berdarah, Za

saja latihann

" jawab Fauzan yang sud

ipula turnamennya masih s

m pulang. Lapar, nih!" ucap

Ia meraih tangan Fauzan

n berkumpul di tepi sawah, membuka rans

berhenti," ucap Agus sa

uzan sambil meraih daun

mas, lalu melipatnya menjadi lipatan ke

olahraga yang datang tiba-tiba. Semua anak

mimisan," jawabny

langsung pulang." Guru olahraga itu pun beranjak per

" seru Dasep de

an. Kita sering main bola. Lain kali aku tidak akan bengong lagi," jawab Fau

emberikan kotak nasi miliknya. "Aku

ya tak bisa menolak pemberian Karvo. Ia mengan

bekal dari sang ibu, serta tidak sarapan pag

itu pun merapikan bekal

mahnya, Fauzan melihat kembali sosok yang sangat tidak disukainya. Sosok itu terlihat duduk di ruang tamu sambil m

awari jajan malah nggak mau," ucap Karvo

i tangannya. Belum ia berucap,

i pintu rumah. Setelah melepas sepatunya,

" tanya Ningrum sambil

um, lalu berjalan memasuki

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY