fuk timur sedikit terhalang oleh awan hitam. Musim penghujan datang bersama langit yang selalu mendung.
Ridwan. Tepat di hari minggu, membuat Fauzan lebih senang dudu
auzan menatap kesal ke arah pria itu. Tubuhnya tambun, tatapan ma
i Fauzan. Keempat anak itu saling sikut. Hingga a
ain, yuk!"
a, mumpung masih pag
nnya tak lepas dari Kono yan
ernah main lagi bareng kita, padahal
rutama Arip. "Aku nggak suka sama Mang Kono. S
h ke arah kanan dari tempat mereka b
hari datang, kan,
ggak aneh, sedangkan Mang
u, mungkin, Zan," celetu
l. "Dah, kita main," ucap
ereka menyusuri jalan setapak menuju tanah yang lapang, di sanalah
aja baru nongol
n nggak aka
nya Ocid. Ketiga anak-anak itu mendeka
ana? Ibuku b
ya?" tanya Agus meng
ud
h untuk membagi
berdiri membentuk lingkaran. Semuanya ada 18 orang, t
agu hom pim pah itu dinyanyikan bersama
ar adil, siapa yang akan jadi anggota di timku
kertas!" ucap ke
bil berlari ke arah tim Fauzan. Pe
yang membantu menyiapkan makanan untuk acara tah
" tanya Ningrum dengan rau
cap Nur sambil mengipasi nasi ya
atas tungku, ada wajan yang berisi air santan bercampur rempah-rempah. Aroma masakan
segera dimulai. Aku titip rumah dulu, y
ekalian mau ke warung Mak Kasih." Nur membetulka
i, N
r langsung berdiri, ia mulai
kasih, y
natap Nur sampai sosok itu terha
an setapak, sebelum ke lap
mbil melongok ke d
a berjalan sambil membetulkan kain jarik yang
uju pada bungkusan roti. Tangannya dengan sigap menghitung roti yang ak
jalan setapak dan tak lama, tibalah ia di lapang. Kedatangannya
ak Nur dari
bola itu seketika menolah. Namun, tak men
atkan anaknya untuk pulang. "A
ukan mencari Fauzan. "Sudahan mainnya, woy!" teriak Karvo. Se
g. Sudah sore. Y
ih!" teriak Oc
arvo sambil menunjuk ke arah
nnya," ucap Fauzan sambil
i dari teman-temannya. Mereka berja
ngaji bareng?" tany
a diantar terus oleh ibunya meski ibunya tak pern
n jempol. Setibanya di pertigaan, A
da di rumah?" tanya Fauzan
dian ia terdiam. "Sudah pu
ya. Ia memasuki rumah melalui pintu dapur. Suasana rumahny
" ucap Fauzan samb
kamu belum makan," ucap Ningrum s
anggil
Y
auzan, kan?" tanya Fauzan s
pat pintu kamar itu. "Kenapa bertanya seperti itu, Nak?" tany
t, ibu ju
anaknya. "Ibu tidak akan meninggalkanmu, Aya
janji akan jadi anak yang baik. Mulai hari ini, i
bil mengacak rambut Fauzan. "Sudah, sana mandi. Lalu