mata penuh tanya pada bocah tampan ya
un tak melepaskan fokusnya
makan
asih kenyang sih aunty, tadi
yuapi Giri, Tama melihat keduanya dengan tatapan penuh damb
a adek?" Gisa masih en
sakit kan agak aneh, anyep gitu r
chef handal sekelas chef Ervano Bhalendra, tentu saja rasanya pasti... hmm ... entahlah, Gisa kan belum pernah merasakannya. Du
ai banyak kemajuan. Bahkan kata ayahnya, besok sudah boleh pulang ke rumah. Binar mata balita itu tampak begitu terang
ek, Tama juga mau coba, enggak apa deh meski anyep di
rtarik dengan menu makan siang sang adik, tapi karena ingin merasakan disuapi
apin sama aunt
urutkan binar penuh damba dari sepa
gan gempal Giri sudah memeluk erat pinggang Gisa. Begitu tak rela jika Gisa menyuapi sang kakak. Gi
enatap sang adik yang sudah naik lagi ke at
y suapin kak Tama juga. Gimana?" Gisa menengahi pertika
a kak Tama, biar kak Tama cari miss-nya sendiri, gak boleh pinjem-pinjem punyaku. Pelanggalan belat." seru
berbisik mencoba membujuk. "Gigi kan sudah dapat peluk juga dari Miss Gisa. Jadi,
entuk menyerupai air mancur itu menggelitik di dagu Gisa. "Pinter." puji Gisa sembari mengusap p
yang tampak berbeda ketika memakai baju khas chef berwarna hitam itu sedari tadi fokus pada tablet di depannya. Sepertinya sedang melakukan pertemuan daring dengan beberapa rekannya se
imat Giri kembali membuat Gisa menunduk membalas tatapan sayu Giri. Di
lah. Makanya Gigi cepet sehat, cepat pulang, biar bisa seru
a?" sahut Tama kini sudah duduk
senyum ramah. "Iya,
ertepuk tangan ke
biasanya. Sedangkan Tama bersikeras memanggil Gisa dengan sebutan aunty. Sebenarnya Gisa tak mempermasalahkan akan dipanggil apa dirinya nanti. Hanya saja perdebatan kedua lelaki
ma." gertak Giri dengan mata memerah. Tangan kanan Gisa yang tengah menyuapi Ta
ih. Pinjem bentar doang kok aunty
embuat Gisa menjauhkan telin
suara bocah itu hampir mengalahkan teriakka
Gisa kelabakan, apalagi ketika tangan Giri yang bebas dari jarum infus terulur
Tama berdiri sambil berkacak pinggang
is
un
is
un
diam setelah mendengar suara berat sang
di punggung Giri kembali bergerak naik tur
baik samakan saja panggilan kalian berdua untuk Miss G
edang menatap sepasangn matanya tanpa putus. Gadis itu merebahk
enyilangkan kedua tangan di depan dada. Ekspresi yang baru disadari
panggil
merasa tenang, sontak terlonjak
Mama." pekik Tama berte
iam saja malah ikut menengadahkan kepala d
rasanya ada yang aneh.
a
a..
pak, anda