ng mis
ing S
Miss
i Nad
Miss
princes
y beauty M
an kelas nursery 2, dimana bocah lelaki yang
dengan bocah kecil berambut ikal di depannya. Si bocah yang didekati Gisa jus
?" tanya Gisa pada pemilik pipi bu
Damar sakit jadi gak bi
pa hari lalu selalu mengantarkan Giri ke sekolah. Supir pribadi Giri tersebut biasa terli
diantar siap
s antar Giri ke sini, ngebut wuzzz... gitu Miss." jawabnya
a." refleks Gisa yang masih berjongkok mengambil tissue basa
." lanjut perempuan itu lagi setelah menghe
ngangkat bahunya tak tahu menahu. "I don't know miss
sternya nggak
nya Giri langsun
dateng Miss, bol
lo
ang kali ini bernama Narti Narti itu sudah hengkang lantar
"Okay udah cakep lagi, sekarang Miss Gisa ke ruang guru sebentar ya." pamit Gisa lantas berdiri. Namun baru
lagi-lagi menarik ujung b
a menoleh dan mengusap sa
s yang menggemaskan. "Boleh dong. Iya dong Miss. Jawab i
n nasi uduknya dengan tenang pagi ini, tapi jika Giri terus membuntutinya seperti kemari
i tak sabar menunggu angguka
nteng, pinter, gak lari-larian di dalem ruangan. Dea
i-hentinya membuntutinya dengan berlarian ke sana kemari. Hingga kemarin berhasil membuat meja k
iri melebar sempurna tatka
tuk menggandeng balita itu guna mengikuti langkahnya
Amira ketika lagi-lagi melihat Gisa sudah men
mpel banget sama Miss Gisa."
e laper." saut Gisa saat mendengar kas
per?" bisik Amira mencondongkan
jadi nanny nya Giri." Gisa ikut berbisik karena tak ingin muridnya mendeng
Lo jadi ketemu sama bokapny
eluarkan bungkusan nasi uduk yang ia be
ti Amira yan
diri." jawab Gis
ri jadi kan sekolah disini
tau berjam-jam pangku di iting Gigi itu." desis Gisa seraya melirik Giri yang sibuk merapikan spidol warna warni d
etidaknya bonus performance lo b
bokapnya." jawab Gisa dengan mulut penuh makanan. Perempuan berusia dua puluh tujuh tahun itu memang tak
is, kesemp
esini, nanti gue tanyain deh, feeling gue sih kuat banget kalau Giri pasti bakal
i kesini?" tany
g namanya Ervan,
na yang terbeliak hingg
apa
isa, sampe gak tau Ervano Bha
an?" jawab Gisa
an batu yang jauh dari sosial media macem Lo ya?" Ana men
apa
o Bhalendra
ing
a sendiri tak paham letak kesalahannya dimana. Bukannya wajar saja kalau dir
s mengendikkan dagu ke arah Giri yang masih duduk
emang orang penting gitu?' pekik Gisa ha