li ke Jakarta
h memiliki jawaba
segera menemui Ayahmu
puluh satu tahun itu mengembangkan senyumannya. Ia
ila di ajak menikah? Apalagi orang i
yang tergerai itu malu-malu. Tanpa terasa, ia telah menghabiskan
yang telah ia tekuni selama hampir dua bulan itu. Namun, belum sampai ia
bergegas menuju pintu k
mpak kedip. 'Kenapa semakin hari dia semakin cantik? Sial! Ji
akkan kedua tangannya di depan pria p
tentang pekerjaan menjadi asisten priba
Bert
ah, yang pernah k
" Gadis pemilik nama Vanessa
siaplah. Ayah akan membaw
rumah besar bertingkat tiga denga
ng dimiliki Mami Bertha. Namun, dari sini sudah dipas
dariku, Gadis Manis?" tanya pemilik
k, dan memberikan seulas senyum ter
sana menatap tanpa kedip kepada Vanessa den
Vanessa yang langsung mendapat peringatan dari sang ayah. Namun, bu
nya. Dan kau, cukup ikut
gsung menyetujui, dan berakhir dengan
aat berada di bawah kendali seorang pria, di salah
epat lagi, Tuan.
ang Rafael berikan. Bahkan ketika pria itu berkali-kali membolak-balikkan tubuhnya
mendapat ledakan kenikmatan. Sudah satu jam lam
elakukan semua yang menjadi kebiasaannya s
karena Rafael menarik kejantanannya
jah jalangmu itu di depanku!"
ita itu dengan sadis sebelum menggaulinya? Dan a
pi, Tu
lang. Ia mendekat, mencengkeram tangan
er
kit. Tertatih ketika akan menuju pintu kamar hotel VVIP dengan keadaan
kan adalah memanggil pengawal di depan
terpuaskan, pria bertubuh telanjang itu men
bayarmu 10 kali lipat dari biasanya." Satu perintah Raf
tubuh kekasihnya itu segera mengiyakan permintaa
ya akan segera
ih botol sampanye untuk ia teguk. Dengan mata terpejam ia
la. Bahkan setelah menyiksa dan menggauli wan
buru. Gigi di dalam mulutnya menggele
ning. Ia bangkit setelah melemparkan botol sampanye
fael memejamkan matanya. Menikmati seti
da. Setidaknya untuk beberapa saat. Namun, kenyataannya
tel diketuk oleh dua pengawal yang me
dengan rambut basah membuka pintu dan memberikan is
enang, Tuan. Kami ak
an mereka. Dan para pengawal itu keluar sete
di atas ranjangnya, Rafael memilih mengam
a yang membentang, ia berdiri dengan sesekali
ug
atas ranjang menarik perhatian Rafael. Ia
n kosmetik yang tak terlalu tebal. Ada dorongan tak kasat mata
ng menyentuh kehalusan kulit pipi hingga m
anessa itu panik. Ia seketika terperanjat
kala mendapati dirinya di sebuah kamar dengan seorang p
Tuanmu," jawabnya. "Dan tugas
? Siapa juga yang akan melayani pria asing seperti dia
tadi siang ia bersama sang ayah pergi ke tempat Mami Bertha untuk melamar pekerjaan
an padanya siang tadi, gerakan cepat Raf
angannya memukul dada Rafael yang berotot dan polos. Tentu saja pukulan tak se
ael menatap tajam Vanessa dan semakin mengeratkan dekapannya.
han? Apakah dia mengira ji
ukan jalang, Tuan," teriak Van
nnya tadi ia di rumah Mami Bertha? Bagaimana
ajahnya dan melumat bibir tipis Vanessa dengan brutal. Ia menekan bibir itu sekuat mungkin agar
l
njang. Pria dengan amarah di wajahnya itu menindih tubuh Vanessa yang berusaha m
, Vanessa tak mengindahkan peringatan itu hingga tampar
ssa yang meringis menahan sakit. Ada bulir-bulir air mata yang
afael yang kemudian mengelus kedua pipi Vanessa seca
peringat Rafael dengan tatapan tajam pada ga
gan sisa-sisa tenaganya. Namun, permintaan lirih itu tidak
. aku tidak akan melepaskan kau begitu saja." Ucapan itu diiringi
ia bilang? Dia sudah membeli tubuh Vaness
tangannya turun, membuka perlahan jubah tidur yang gadis itu kenak
masuk untuk merasakan kehangatan yang lain. Sementara itu, kedua tangan
ulutnya. Ia memberikan gigitan-gigitan kecil di bib
rkan. Tanpa menghentikan pergerakan kedua tangannya yang kini turun ke bawah. M
m. Ia melepaskan ciuman liarnya. Menatap wajah Vanessa sesaat se
au sudah
ambu