Di tangan kirinya, Felix memegang sebuah kantong plastik berwarna putih dengan hawa panas yang terasa disekitar
tuk wanita itu!" Felix mengulurka
" David m
a itu harus makan obat pereda sakit. Sebelum makan obat, di
e
Ia tidak ingin sahabatnya itu menyulitkan dirinya di kemudia
agai teman yang amat sangat perha
ri Felix, David segera masuk ke dal
ngan wajah yang berkeringat. Ekspresinya terlihat tenang, tidak nampak sediki
ah melihat pasiennya itu tertidur p
at. Ia tidak tega untuk membangu
. Tangannya terkepal erat. "Aku tidak perlu
akan terjadi. David pasti tidak akan m
ngguk. Ia menatap Felix
atnya itu, Felix segera mengambi
id dengan tajam sambil merebut kantong plastik itu. "Aku berbaik hat
Kau boleh pergi sekarang!"
sirku?" tanya Fel
anmu untuk pulang. Bukannya kau masih ingin tidur
viii
bangunkan wanita itu!" larang David sa
rela mengabaikan sahabatmu sendiri!" maki Fel
?" tanya David dengan santai. Sama sekal
gguh kete
oleh sahabatnya, Felix segera
*
bih baik, kakinya pun sudah tidak terasa sakit lagi. Ti
gan cepat. Ia tidak sabar ingin segera berbicara se
kit aneh, David pun bertanya, "Ada ap
k!
ng ada di dalam mulutnya. Ia segera menga
a tertawa, "Hehe,
dengan memanggil asisten pribadinya.
e belakang, melihat Asisten Edw
muda pada Elyana. Karena wanita itu masih terdiam,
lah ... apa masih ada kerusakan?" ucap Da
ut ketika melihat pons
a sudah dibuang ke tempat sampah b
... David mempe
ihat ponselnya yan
elnya. Lebih banyak pesan itu dari Yuan Louis, dan
rinya keluar dari rumah Arani dan tertabrak mobil, ia belum sempat memberita
gera mengirim pesan singkat pada Arani, me
?" tanya David, ketika melihat E
lyana dengan cepat. Ia segera menyim
sembuh, aku harus segera pergi dari rumah ini. Aku tidak ingin terus merepotkanmu
g menyimpan alat makannya di atas piring. Ia ti
di rumah ini? Apa yang membuatmu tidak nyaman ber
ktu itu kau kabur dari rumah? Jika itu benar, tingga
am. Tidak menjaw
g! Kita akan makan malam dilua
it berdiri, Ia bersiap pergi ke ka
yo kita b
k, T
*
Nampak di matanya sebuah taman yang sangat luas dengan danau buatan di ujung taman tersebut. Ada banyak bunga-
h. Elyana dan Rosyana sering bermain di sana sambil berbaring di atas rumput hijau di bawah teriknya sinar m
i wajah cantiknya. Rasa rindu pada kedua orang tuanya membuat hatinya terasa sakit dan terluka.
Tok
mua lamunannya, diiringi suara pelayan, "Nona, Tuan mengirim makanan
lu berjalan menuju pintu kamar dan membukanya. Nampak di depannya seora
?" tanya Elyan dengan bingung. Ia sama sekal
a orang yang tidak punya kerjaan mengirimi ak
"Tuan yang memesan makanan online untuk Anda. Tuan berpesan agar Nona
engapa dia mel