Jadi Suami Ternyata Se
IH_TELAH_ME
at Me
u memintanya bangun dari jam empat pagi untuk beres-beres rumah dan me
gambil pakaian yang dibelinya sendiri kemarin di pasar. Sukma minta di anter Bi Esih
sepuluhan keluarga Pak Bagas akan datang, ya?" Tas ke
n dulu?" Ab
menghampiri Abah dan Ambu. Diciumnya tangan m
karang dia tinggal. Beruntung dulu almarhum ayahnya bekerja di toko sembako milik Abah. Jadinya ketika semua kenaasan terjadi, Abah peduli dengan keluarganya. Kat
t Ambu di meja makan. Senyumnya sumringah dan lebar. Dia
muka, sikat gigi ... baru sarapan!" uc
bawel! Beris
ma kembali. Abah menatap lagi, belum mengelua
i udah cuci muka sama gosok gigi. Hari ini ada janjia
nuturan putri semata wayangnya. Dia menat
kan jadi besanan sama Pak Camat! S
anapun lelaki yang separuh rambutnya sudah beruban i
ya mungkin masih mencintai Ahsan. Dia kan sudah baik sama kamu, mau gantiin kamu nikah
ah itu aku atau Sukma, sih? Apa-apa mikirin S
ja. Ambu setuju kalau kamu sama Ahsan. Duh udah gak sabar punya
, setiap hari urusan mencuci dan menyetrika itu tanggung jawab Sukma. Begitupun dengan meja makan yang mas
erbuka seperti yang Ambu belikan. Sukma hanya memakai terusan panjang dengan outer. Roknya menjuntai hingga
ekat dan lebat. Ada beberapa helai mempermanis bagian wajahnya. Make up
diamannya. Beruntung salonnya sudah langganan. Jadi awal pagi sudah jan
Abah. Ketika sebuah sepeda motor berbelok d
E
u. Lelaki yang selama ini dihin
engan mantan yang masih mengisi hatinya itu. Teringat belum membayar tukang ojek. Sukma
sih,
sama,
ukma. Sedangkan Sukma menunduk, lalu m
kma
akang. Hati Sukma berdentum-dentum kencang. Seluruh perasaan berc
yang sudah berada di sampingnya. Tanganny
a yang perlu kita bicarakan lagi!" ucap Sukma sambil memalingkan wajah.
, bersedia menikah denganku?" Ahsan tet
ika dari sudut netra dia menatap Sisil berlengga
engan orang lain, jadi lupakan aku!" lirih Sukma seraya me
eolah tak peduli ada dua netra Sis
mua jika bersama. Tolong, jujur pada hatimu
as pada diri sendiri dan keputusan yang sudah diambilnya. Sisil berdi
idup susah. Di kota aku akan hidup berkecukupan. Jadi lupakan aku.kan Sukma yang aku kenal,
h masuk ke halaman rumah Abah. Semua netr
n pada ketiga orang yang tengah mematung kaku. Supir bergegas mengambilkan kursi roda dari bagasi. Lalu menyiapkannya, setel
itu. Wajah bersih dengan rahang tegas membingkai wajah dengan ekspresi datar itu. Hidung bangir dan bibir merahnya membuat Sisil menelan Sali