Tugas Di Rumah
==
i Mammm
Bocah itu berlari mengejar ke arah Deva
ucapnya seraya m
ma, tan? Itu Mammmma
! Hus
trinya berbicara begitu akrab dengan sang atasan. Soalah mereka sudah saling kenal. Bocah
o,
tu berkata den
Sini, S
gak terseret, pegangan tangannya lepas dari
Tutup mulutnya, ya, Sayang
lut dengan telapak tanga
apak tidak nyaman. Saya benar-benar minta maaf," ucap Alisya sesaat setelah putrinya tenang. Kepala
mengkerut, dia bersembunyi dibalik tubuh ibunya. Sesekali mengintip Deva, dengan telapak tangan kanan masi
u?" tanyanya me
Spontan Re
Teringat dengan seseorang yang sangat dia rindukan. Seorang bocah perempuan yang mungkin seum
n menitipkannya di luar saja, aga
tangan Rena k
ngg
ikkan badan dan menunduk
mengulang sembari menggerak
nekan lengan putrinya sebagai isyarat
sya
data karyawan bagian
Ambarwat
a data-data tentang karyawan yang tel
ing, pantas!" ucapnya mengusap dagu kokohnya berulang-ulang. Otaknya j
a, tak akan segan dia memcat secara tidak hormat sekarang juga. Namun, si
kamu sudah melanggar pera
menatap ta
sa sebagai pertimbangan untuk keputusannya. Karena mata adalah jendela hati. Deva ingin tahu keseriusan Alisya dalam bekerja, dengan membaca le
itipkan putri saya. Tidak ada ada yang benar-benar mau menjaga dia. Itu sebab saya berani melanggar peraturan kali ini. Dan saya tak pernah melakukan kesalahan selama ini, ini kali pertama. Ja
am
ja. Alisya dan Ren
! Baru bekerja empat bulan, udah berani mengatur! Su
pertama. Namanya tidak ada di daftar karyawan yang bermasalah. Kinerja yang dia tunjukkan selama ini juga bagus. Bahkan selalu mendapat pujian dari mandornya. Jikausan Bapak! Permisi!" uc
ukan itu yang ingin dilakukannya. Dia sungguh tak tega memecat Alisya. Apalagi melihat wajah mungil Rena yang tampa
a, tun
asuk akal, kali ini dia mengalah kepada seseorang, karyawan pabrik, buruh k
tak perlu Bapak bayar. Saya juga akan kelaur dari pabrik ini tanpa membawa apapun milik perus
u!" Deva
ah itu semakin ketakutan mende
yesal dengan bentakan
u minta
ma kalinya. Kata maaf adalah kata yang sangat dia benci selama ini, tak hendak diucapkanny
dah pergi saja! Kenapa kau tidak s
Bos dengan heran. Rena masih b
gi yang perlu saya tunggu?
sang Bos. Kini dia sudah dipecat, tak gentar untuk menatap tepat di
tik dan alis bak ukiran. Hidung mancung, dan berhenti di bibir penuh. Bibir itu juga tanpa pewarna sedikitpun. Tetapi terlih
Bagai
ang sangat rapi dan wangi. Usianya paruh baya, garis wajah
g penting pemilik pabrik tempatnya bekerja. Tetapi, melihat kemi
paikan? Kalau tidak, saya perm
apa wani
ya, Pa. Dan i
a dan Rena. Lama tatapannya berlabuh di wajah R
kelincahan dan celotehnya sejak mendengar teriakan Deva tadi. Kini tatapa
sannya?" tan
catnya! Pa
erkata
u mengern
embawa anak saat bekerja! Jangan m
, tetap aturan. Dia melanggarnya!
pa nama ka
r kembali me
sya,
saja, ya! Mulai besok datan
menyerahkan se
d ...
terpe
amu boleh bawa anak. Sebenarnya, an
nggak n
ya butuh
bukan peraw
ya menemaninya. Membujuknya makan teratur,
k saya yang paling dia b
Putri Deva. Seumuran putri kamu. Mungkin kehadiara
keselamatan Rena berbahaya bila bermain di lokasi pabrik. Trauma kehilangan anak membuat emosinya meledak. Meski kehilangan bukan karena kematian. Ya, putri Deva
mah saya?" tanya sang d
kebih dari cukup!" protes D
h persepsi! Dia hanya dipindah-tugaskan. Namanya t
m, tak lagi
tetap berstatus karyawan, bukan dipecat
aima
tur menata
k. Saya b
Deva mengetat. Tetapi keputusan tetap berada di
*
sam