danya di depan kost-an mungil miliknya, ia menyeka peluhnya yang mengucur
, baru pu
itu membalikkan tubuhnya menghadap seorang w
h Zera menguap, entah kenapa, Zera selalu t
agi," jawabnya dengan lesu, kepalanya ter
utkan dan memainkan jarinya ket
ung abu - abu itu tersenyum, tangan halusnya menyeka
n pada hamba Nya, kecuali beserta dengan solusi
, mik. Lihat, lu
Ayo ikut umik,
i sendiri
anak umik yang kuliah dokter, dia b
u, u
ksa, ia menggandeng lengan Zera dan membawanya ke rum
santren D
esar berwarna serba putih, Zera hanya menund
khusus di sebelah kiri, sebelum memasuki pesantren. Jadi mereka tida
eberang bangunan ini, memiliki gerbang tinggi la
mik dulu," ucap umik Hanna sebelum menghilang di bal
iliki ukiran Allah, Rasulullah, nama - nama sa
k Hanna keluar bersama seoran
tosca, gadis cantik itu tersen
k bisa luka?" tanya
Hanna dan puterinya, Zera menjadi terha
akan tetapi mereka tetap tenang. Ti
gelus punggung gadis cantik itu dengan lembut, sedangkan puterin
tu kenapa anak ora
leh, menatap seorang lelaki paruh baya
ang suka umik ceritain it
nan, suaminya umik Hanna dan ayahnya Aisy
kan umik Hanna, hanya mengangguk d
ya memerah mendengar puji
apa Zera k
aja obatin," jawab Aisyah sambi
nak. Kenapa bisa
a kemudian bangun dan merapihkan rok
bi, assalamu'alaikum," sambungnya dengan nada ber
epat menuju kostannya, sambil sesekali meny
tan keluarga umik Hanna, membuat
a berakhir tinggal seorang diri di sebuah kos
SMA, dan mencari pekerjaan kesana kemari demi sesuap n
an Zera ha
pi terombang - ambing, tidak ada yang menginginkannya, ti
ambu