ingkuk di kasur lantainya yang terasa
yang hasilnya nihil. Tidak ada yang menerimanya dengan
k Hanna. Ketika itu Zera sedang luntang lantung,
Hanna sudah akan menawarkan kasur dan perabotan lainnya, namun Zera menola
ri, pikir Zera. Namun sampai saat ini
tok
di perutnya terbuka perlahan, ia berjalan me
kap biasa saja. Ia tak mau orang lain tahu bahwa ia kesakitan at
tok
ya
ee
di pendengaran Zera, Aisyah ternyata yang
ah, ada a
u'alaiku
umussalaam,
h mas
Tapi rumah ku
ni, gak apa,
mpersilakan Aisyah beserta satu
a karpet yang melapisi lantai,
belum?" tanya Aisyah dengan hati - hati, ia takut
juga tidak boleh berbicara atau bertingkah yang bisa membuat orang lain tersinggung.
-udah makan kak," jawa
di hanya diam memperhatikan, sikap cuek aba
membuat Aisyah kesal. Ia kembali menatap Zera yang me
aku mau kasih ini aja, barangkali kamu nanti mau ma
. Zera besok mau ca
ung arti berbeda di telinga Ali, aban
p sekitarnya. Terkadang orang - orang akan segan, karena sifat Ali yang
, Zera.
itu membuat Zera menoleh, menatap sepa
mencari pekerjaan, ke
bil mencubit perut Ali. Ali hanya menga
bayar kost. Gimana lagi kalau sekolah?" tanya Zera bal
tidak ing
adi dokter seperti Aisyah, namun bagaimanapun,
suatu terjadi dan membuat dirinya menjadi seperti sekarang, hi
st ini, kalau
, ayo pulang aja. Abang buat masalah aja!"
Saya akan biayai kamu, asalkan k
ra menoleh pada Aisyah. Gadis kecil itu merenyit
sud sang abang, wajah cantiknya kini berseri.
ngan umik Hanna menangkup kedua sisi waja
etar dan badannya pun panas, semenjak mengobati luka di lutut Zera
abi Hanan, dan umik Hanna. Mereka berdua s
Ali, kepercayaan abi Hanan. Ali bisa di andalkan membuat keputusan, menyelesaik
yah dengan harapan Zera
Zera sambil meremas jarinya sendiri di ata
sama kami, bantu mengurus pondok, dan belajar," timpal Ali y
ras," katanya lagi dan keluar kost. Ali merasa tak nyaman berada di da
gguh tidak akan bisa tidur dengan nyenyak, kalau gadis
cukupan dari Allah SWT, kalau di sekitarnya
Zera menjalani kehidupan yang sangat berat, sedangkan Al
mbil sesekali menoleh ke belakang d
terlihat menyedihkan, perlahan kedua gadis i
upan Zera akan lebi
mbung