h menunjuk angka lima. Bergegas, ibu satu anak itu meraih tas yang b
aktu bagi Laras, kedai merangkap toko kue yang ia rint
sempurna, ibu muda itu meraih uluran tanga
a, nunggu lam
lang," re
a, pulang yu
mobilnya, pulang di saat bersamaan jam-jam pulang kantor beg
bil. Membuka pintu sebelah untuk mengendong sang putri, rumah
ya, mama siapin
visi yang baru saja ia nyalakan menayan
tertarik pada layar yang menampilkan warna dan s
emani hari hari Laras yang dulunya sepi
ya. Anak yang mati-matian ia perjuangkan di sa
a udah masak sayur b
an bergantian ke lantai dengan semangat membuat Laras berjalan tergesa menuj
-hentak sayang
kam
ini mudah sekali lapar persis seperti dirinya. Padahal saat di mobil tadi bocah itu sudah menghabiskan b
a. Mama siapin
an malam mereka. Dengan Lauk sayur bayam dan tempe goreng, menu
dan dirinya sendiri, nasi untuk Sasa memang harus le
k disini ya. Mama mau b
bulu, Laras mengambil beberapa mai
am membagi waktu. Tidak terlalu sulit sebenarnya karena putrinya memang a
kan bisa diam di mananapun gadis kecil itu berada. Keaktifan
lah hal yang menjadi prioritas Laras untuk saat ini. Bagin
apa sa
ngeng
mainnya? Tidur yuk
kedua belah pipi gembil sang putri. Sasa yang mendapat serangan mendadak dari m
a terbang ke
*
saat memandangi anaknya. Hidung Bangir, bibir tipis turunan darinya dengan bulu mata lentik dan
tai beristirahat, Laras selalu sibuk u
tercukupi jika ia tidak bekerja, Laras rela banti
di sampingnya bagi Laras itu bukan suatu masalah yang besar. Sasa adalah kekuatannya, senyum gadis kecil itu ad
maafkan mama belum bisa membe
ut, matanya selalu berkaca-kaca saat mengin
, mendongak Laras tak mau air mata itu turun kembali. Sudah cukup d
h setelah seharian ini bekerja, kedai mereka cukup banyak pelanggan yang datang dari pagi hingga sore tadi membuat Laras tak bisa han