. Sudah beberapa hari ini dia tinggal bersama Ibunya yang masih berduka. Kematian ayahnya yang diakibatkan penyaki
kamar setelah beberapa menit men
k berpaling dan membersih
Bian di meja makan. Dia kan
kin dia tidak akan terlalu larut dalam kesedihannya. Bu Ratna akan m
ita sa
seragam TK-nya. Bocah itu tampak menggemaskan dengan mulut yang maju beberapa senti
an masih melompat membuat Aksa m
uk,
ng bilang Nenek bangun siang?" tanya B
caya soalnya Bian nggak per
anaknya terpaksa berbohong demi kebaikan Bian. Tidak mungkin Ak
sarapan. Bian
r." Bian menunjuk makanan y
as lega melihat Ibunya yang bisa kembali ceria. Untung saja
Sa?" tanya Bu Ratna yang
mulai akt
lah?" tanya w
k, "Kemarin ha
e sekolah. Katanya auranya positi
"Sangking positifnya s
uga masih muda. Kayak kamu
del, Nek?" tanya
lu pernah ngerokok di kamar mandi s
Aksa, "Bian
Bian bisa belajar dan ngg
ang penuh dengan nasi. Bukan rahasia lagi jika Bian cukup pintar untuk anak seusianya, hanya saja
ian masih bingung dengan percakap
tapi dia kapok. Ternyata rokok nggak enak." Bu Ratna
makanan, Nek. Y
a. Dia mencium kepala Bian sebentar dan berpamitan, "A
Kamu udah ke
epuk keningnya pelan. "Lupa, M
aja yang ke panti seka
ai bingung karena harus membagi waktu. Namun dia bersyukur jik
ahaan Kusuma juga peduli akan lingkungan dan pendidikan. Oleh karena itu Kusuma Wijaya, selaku pendiri pertama yang juga merupakan ayah Aksa membua
*
an membuka mobil dan berlari keluar, meninggalkan nene
saat melihat Era yang t
ya dan terkejut melihat Bi
m agustusan," ujar Era saat
lama Bian ngga
juga kangen. Bian
n menatap Neneknya bingung. "
ek juga lupa. Minta ma
ata Bian yang bulat menatapnya dengan memelas. "
mengacak pelan rambut halus itu dan mencubit pipinya gemas.
!" tanya Bian
udah goreng sosis banyak tadi," ucap
ralih pada Bu Ratna dan mencium tangannya sopan. "Ak
h hampir seminggu tidak bertemu, gadis itu ma
kanjeng ratu?" tanya B
ya kangen sih, tapi tern
kanan mulu yang dipikirin. Lagian k
Bu Ratna untuk membawanya masuk ke dalam panti. "Rafi
t apa? Uda
. Udah minum obat kok. Uda
endingan." Bu Ratna mer
um?" tanya Era saat mereka
u Asih ma
uk masak sayur
mant
*
ra pada Bian yang duduk di depannya. Di tengah mereka ter
a banyak PR-nya. Kadang Era bertanya-tanya kenapa tugas anak TK tak kalah banyak dengannya yang duduk di
n pu
wab Bian d
"Warna biru sama kuning, Bian. Coba ayo gamb
bir yang maju beberapa senti, tampak serius dengan apa yang dia lakukan. Era merasa g
ah, ihh!" gerutu Bia
takannya siapa ini?!" ger
Kak Era!" teriak Bian
di tangannya. Wanita itu tersenyum melihat Bian yang tampa
yo Bian siap-siap, habi
a terengah. Dia membantu Bian untuk m
u di Jogja ya?" ta
Kak. Jadi papa nggak bolak-bal
n menyenggol bahunya pelan. "Bian seneng
an juga bisa minta es
es krimnya dong?
a." Setelah mengatakan itu
ta langsung.
pria yang pintar dan bijaksana. Bahkan sejak dini, Bian sudah bisa berpikir lebih dewa
h anak
*
B