t untuk menggaruk rambutnya sambil berlalu masuk ke dapur. Di sana, Nay
ih sibuk memeras santan dari kelapa. Meskipun ada santan instan, tapi Ibu Naya tetap menggunakan cara yang
aja,
ni." Naya bersandar pada pintu k
kampus, mau ngurus
nya. Daster batik lusuh yang sudah sobek di ketiak, ra
ampilan anaknya yang tidak mencerminkan seorang wani
Baru tidur subuh tadi,
masih aja kelakuan kaya bocah! Kay
inin kek aku dapet suami kaya. Kan
ah ka
Naya pun berlari masuk ke kamarnya. Dia tidak mau
asa. Namun entah kenapa sisi liarnya masih mendominasi. Apalagi di rumah ini han
eo yang sudah dia edit semalaman. Dia berbohong pada ibunya tadi. Naya tidak menonton film semalaman, melainkan bekerja. Ya, dia menyebutnya seba
teleponnya diangkat. "Video lo udah
las nih. Ini langsung gue
dulu? Kali aja ada
udah perca
gue telpon kalo
makasi
otifikasi uang kiriman dari Alif, salah satu tema
cuan. Lumayan buat bel
*
na dia sering menitipkan kue-kue buatan ibunya. Dia tersenyum saat m
rin?" tanya Naya mulai men
. Tumben kok s
, Mas. Makanya hari i
ya, "Alhamdulillah, kemarin kue-mu habis.
an lega. Lagi-lagi kue jualannya habis. Tuhan
ke ruang dose
ada apa-apa kabar
Mas Noto aja dipanggil Nolan," celetuknya dan
*
Nay?" tanya Ibu Ningsih,
mester na
pa bu
bulan
ngsung memberikan tanda tang
y ke perusahaan, bi
nang. Setidaknya proposal yan
an kamu nggak?" tanya Ibu Nings
kasih ke Ma
kuemu di Noto dan anter ke ruang r
lat mendengar i
lalu keluar dari ruangannya
k ke kantin, Bu Ningsi
ng yang telpon kamu namanya Pak
berkerut, "K
yari editor buat konten video kampus di you
erjakan projek besar ini? Dia memang membuka jasa edit video, tapi keahliannya dalam edit belum
-kata. Dia menatap Bu Ningsih
ngsih langsung merubah suasana.
ake fotograf
u Bu Ningsih berbalik pergi meninggalkan Naya yang lagi-lagi terdiam. Dia selalu meras
*
lnya kembali berdering membuatnya mematikan ponselnya lagi. Rezal melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 8 malam. Sehar
pulang. Dia harus menyiapkan telinga akan omelan
n 'Manager Humas' itu dan mendapati beb
tanya Rezal menuju sala
Fira yang lagi buat Press Release," jawab Jedi,
an kening yang berkerut, "Su
lagi di luar kota."
salah satu karyawan yang tampak be
ya
k live instagram. Say
iga lembar uang dari dompetnya dan meletakkannya di ata
ezal peka!" Jedi meng
u saya pul
hati," sahut kar
divisi humas sendiri membutuhkan energi positif setiap saat. Bertemu dengan tamu penting perusahaan setiap hari tentu membutuhkan kegesitan dala
*
nya sudah berada di kamar sekarang. Itu yang dia inginkan m
aiki tangga. Dia memejamkan mata sebentar dan berbalik untuk melihat Ibunya ya
nita di hadapannya itu adalah Ibunya tent
suka sama
ah mendengar itu, "Terus suka
empuk-empuk, Ma." R
kasih Wulan, d
suka, Ma. Udah y
ya. Tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu
memijat keningnya pelan, "Bisa aja j
*
B