tt Drr
aku tertuju pada plastik hitam yang ters
usap layar dengan tangan gemetar. Ada pesan yang ma
erk kemarin bikin mual coba ganti yang lain barangk
eg. Hati mu
ak pernah tahu kalau Mas Bima punya po
um ada kontak lain di ponsel ini kecuali pengi
i ruang keluarga mengagetkanku. Segera kubungkus kembali po
lakang sampai kolong bahkan di bagasi juga nggak ada," ucapk
gup dia bertanya, membuatku
iku. Wajahnya agak pias. Buru-buru menutup b
n
kuambil dulu, ya?" ucap Mas Bima masih den
ap keluar makan, jalan atau belanja bulanan Mas Bima yang menata dan mengambil b
anyaku lirih. Kutatap wajah
m loh ini,"
la besok weekend, Mas mau selesaikan biar senin bisa dibawa
asannya. Sebelum masuk mobil, kucium punggun
engambil plastik hitam itu dan membuka isinya. Sambil tolah-toleh dia m
ukan. Tak mungkin kutinggalkan Yuka dan Yuki sendirian. Apalagi jika ku
ki sendiri, apa yang sebenarnya
i masih main petak umpet. Usia mereka ge
nsel utama Mas Bima tertinggal di meja kamar
mb
ut dipencet-pencet si kembar. Dan aku pun istri yang tak terlalu
nggak? Apa sudah pulan
keningku berkerut. Apa ada hubungannya den
a menanyakan kepulangan Mas Bima. Toh biasanya memang aku menyuruh Ma
minta untuk kost di dekat kampusnya supaya nggak kemalaman kalau sedang di perpus bersama t
irnya kusetujui saja dia kost di sana. Mas Bima j
... D
ut jam lima, ya? Ak
. D
Shop? Ngapain? Pik
lagi katanya mau ambil berkas. Ohya, kamu ke
suk ke ponsel Mas Bima baru
u gitu mbak. Maaf mengganggu, ya. Aku ke baby s
ang aku tak terlalu menaruh curiga pada mereka. Buang jauh-j
kkan kembali ponsel Mas Bima di atas meja. Bergegas ke ruang tamu untu
ri memeluknya hangat. Aku dan dia sa
dari kantor?"
rahkan dua bungkus martabak
Dia bilang mau ke kanto
n kedua alisnya,
r, Mel. Kalaupun dia bal
u. Siapa yang berdusta di sini? Bella? Apa un
n kubiarkan Mas Bima terus membohongi dan membodohiku setiap har
*