gu-tunggu mereka berempat. Selain pelajaran yang menyenangkan, pendidikan Jasmani juga menyuguhkan pemandangan-pemandangan yang mampu untuk mencuci
mar mandi sambil menunggu kedua sahabatnya yang masih berganti pakaian. Diwi dan Tari bersenda gurau menghabiskan waktu itu. Tidak selang beberapa menit, mereka berempat sudah selesai berganti pakaian.
uu
kh
ng mencari tau dari mana bola itu berasal. Mereka tidak berhasil menemukan. Smashan bola Volly itu tidak main-main, sangat keras h
ng Prit Prit Can tengah terbaring lemah di ruang UKS. Tubuhnya ya
uga ditemukan, sahabat-sahabat Mily sudah naik podium, eh. naik darah ding. M
?" Tanya Diwi pada kedua sahabatnya, mereka semua berku
ngi Mily pake kecupan hangat di kening, uucchh..ucchhh, so sweet." ucap Lani kelakua
Lan." ketus Diwi, "Kita harus nyari tau ini ke
kk, caapcuuuuus.
em, gue sumpel pake kaos kaki, Mily, L
rangan yang melempar bola dan belum meminta maaf sampai sekarang.
bangun."
a? Atau kita bawa ke puskesmas, biar diperiksa?"
dah, sekarang, lo, lo, pada masuk ke kelas, sekarang '
air minum, "Oh, iya, sekarang waktunya Pak Mu
ekali-sekali
ladan dan berbakti kepada Guru. Biar bagaimanapun
up percakapa
kelas, guys." Ucap Mily ke
a Lani dengan menggandeng kedua tangan te
li yang dia pikirkan. Terutama siapa yang melemparnya dan tidak minta maaf. Sebenarnya tidak apa-apa batinnya, walaupun tidak meminta maaf tetapi Mily begitu penasaran. Apa salah Mily sampai ada yang melempar dengan bola Vo
bangun nanti sudah enakan dan tidak pusing lagi. Karena Mily pingsannya lumayan cukup lama. Dia pun j
n dari balik pintu UKS. Samar-sa
anya Mily deng
eh m
a
a
belum dipersilakan masuk. Dia mener
lo?" Tan
lik dari seorang laki-laki bertubuh t
Suara Mily menunjukkan ketidaknyaman
la Volly tadi. Lo, alesan aja 'kan tadi biar semua temen-temen, lo, pada perhat
g ngomong nggak jelas, haiss
jelas?" Argan menatap Mata Mily tajam-
Terus ngapain, lo, kesini
h baik-baik 'kan." setelah berucap, Laki-l
aap, kagak bawain makanan, apa
ganggu datang secara tiba-tiba. Mily memposisikan lagi bantal yang dia pakai, wajahnya kembali menatap ke atas, matanya sedikit-sedikit dipejamk
e kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Pelajaran Matematika tadi, dia sudah di izinkan tidak mengikuti karena masih sakit di UKS. Setelah merapikan tempat tidur di UKS, dia bangkit d