Digawangi oleh Diwi, Tari, Lani, dan yang paling kecil, Emily. Mereka berempat tergabung dalam geng "Prit..Prit..Can" ke empat cewek itu memiliki dedikasi yang tinggi untuk tidak mencintai kakak kelas mereka. Jika mengingkari, akan ada punishment. Apa itu? Menumpas ketidakjelasan, kejanggalan-kejanggalan, dan ketidakadilan, sampai menyebut diri mereka dengan sebutan "detektif hiperaktif". Tetapi, SMA Siliwangi mematahkan visi-misi mereka, ada cinta yang tumbuh. Hingga akhirnya mereka menemukan masalah yang sangat besar. Harus mengorbankan perasaan masing-masing, Apa jadinya jika ke empat cewek itu memiliki perasaan yang sama pada satu cowok yang mereka taksir?
Ternyata jam sudah menunjukkan pukul 07.20 pagi, Emily bergegas mempercepat langkahnya menuju kelas 1B, kelas pertamanya hari ketiga di SMA Siliwangi. Langkahnya dilanjutkan dengan berlari.
"GUBRAAAAAAK..." Suara pintu kelas memecahkan suasana.
"Nah, loh, lo, darimana Aja, Mil?" Tanya Diwi yang duduk paling depan bangku nomer dua, setengah berbisik.
Semua mata terbelalak. Pandangan mereka terarah pada Mily yang tergesa-gesa ketakutan. Guru yang sedang duduk dan fokus mengajar, tiba-tiba berdiri melangkah menuju Mily yang masih di depan pintu cengar-cengir tanpa doa. Eh, dosa. Raut muka guru itu berubah, seperti ada aura Iblis yang merasukinya. Sangat-sangat menakutkan, matanya mendelik dan hidungnya mengembang.
"AMPUUUUN....BUK, saya takut, saya khilaf, saya cantik!!" teriak Mily dengan menutup matanya.
"Huuss......" jari telunjuk bu Guru tepat pada bibirnya. "Sudah cepat duduk sana!" perintah bu Guru.
"Ngapain, lo, terlambat Mil. Ati-ati sama nilai lo, entar dikurangi, beehhh!!" tanya Lani yang duduk dibelakang Mily.
"Sudah, sudah, kita lanjut lagi ya." Kata bu Guru.
Pelajaran yang sempat tertunda kemudian dilanjutkan kembali, hari ini jam pertama dibuka dengan pelajaran Sejarah, di depan sudah duduk Guru yang bernama bu Wayan. Salah satu Guru yang paling ditakuti murid-murid SMA Siliwangi. Ada beberapa sebab yang sangat mengerikan menurut mereka. Pertama, beliau paling tidak suka ada siswa perempuan rambutnya di cat. Kedua, beliau tidak suka ada murid memakai aksesoris berlebihan. Ketiga, sayang adek kakak. Eh, nggak ding. Ketiga, beliau paling tidak suka ada murid yang terlambat. Lalu, yang seterusnya masih banyak, capek gue jelasinnya. Intinya beliau adalah salah satu Guru yang sangat disiplin, tidak salah beliau ditunjuk sebagai Kepala Kesiswaan.
Gaya beliau yang khas, tegas, lugas dan sangat lantang dalam menyampaikan materi tentang Sejarah begitu mengagumkan. Tetapi semua itu tidak membawa Mily dan sahabat-sahabatnya untuk menyukai pelajaran Sejarah, mereka berpikir buat apa belajar tentang Sejarah. Sejarah 'kan mengungkit masalalu. Masalalu untuk dilupain bukan untuk di ingat-ingat. Yaelah, Mil.
Yang terlihat dari arah depan, Mily, Diwi, dan Lani sudah sangat bosan dengan pelajaran Sejarah, padahal jam baru menunjukkan beberapa menit berlalu. Tampak Diwi hanya bertopang dagu, kemudian Lani cuma menguap-menguap beberapa kali, dan Mily sesekali jail ke Tari yang duduk disebelahnya.
Mereka berempat adalah satu geng yang dibentuk mulai SMP, mereka sudah berjanji untuk masuk SMA yang sama dengan alibi persahabatannya tidak boleh berakhir sampai Bapak-Ibu. Singkatnya, mereka sekarang duduk di kelas yang sama. Geng ini dibentuk mulai dari SMP kelas 1, yang awalnya dulu Mily pernah dilabrak oleh kakak kelasnya dengan tuduhan mencuri barang yang ada di tas kakak kelasnya, padahal itu memang sengaja dimasukkan ke tas Mily oleh murid laki-laki yang iseng. Melihat kejadian itu, Lani dan Tari bermaksud menolong Mily yang terkena tuduhan. Namun, Lani dan Tari merasa kurang power untuk melawan kakak-kakak kelasnya. Jadi mereka berdua memboking Diwi yang pada saat itu memang terkenal dengan sebutan jago pukul, itu turunan dari bapaknya yang juga terkenal sebagai pelatih pencak silat yang terbaik di desanya dan se SMP. Maka dari itu mereka kompak menolong Mily dengan bermodalkan Diwi sebagai tameng di depan.
Setelah kejadian tolong-menolong selesai, mereka akhirnya berkenalan satu sama lain, sampai mereka memutuskan untuk membentuk geng dengan alih-alih agar persahabatannya tetap awet. Geng terbentuk pas bertepatan dengan perlombaan sekolah atau class meeting. Lomba pada saat itu sepak bola. Nah, kemudian Mily nyeletuk Prit pelanggaran kepada salah satu murid yang menendang bola keluar lapangan. Tiba-tiba Lani juga nyeletuk nama gengnya.
"Eh, gimana kalo nama geng kita ada kata-kata Pritnya?" saran Lani kepada ketiga anak SMP itu.
"Prit, gimana, Lan? tanya Tari.
Sedangkan Diwi hanya diam saja, memandangi ketiga temannya merumuskan nama gengnya. Diwi memang cewek yang tidak banyak omong, dia kalo ngomong seperlunya saja.
Tari juga menyarankan untuk nama gengnya, "Gimana kalo Prit, prit, gitu?"
"Apaan sih lo, Tar!!" sahut Lani.
"Begini anak cantik!" kata Tari memandang wajah Lani yang ada di dekatnya. "Nama kita kalo, Prit-Prit Can, gimana?"
"Prit-Prit punya arti Prit itu kita simpulin sebagai berhenti atau stop seperti peluit sepak bola yang tadi berbunyi, terus kalo can itu penggalan dari kata cantik. Kita 'kan emang cantik-cantik to!" imbuh Tari memperjelas nama gengnya.
"Emm, boleh juga tuh." kata Diwi yang daritadi belum ada ngomong sama sekali.
"Kalo, gue, sih yes." imbuh Mily, "Gimana, Lan, menurut lo? Tanya Mily ke Lani yang sepertinya raut wajahnya menunjukkan rasa setuju.
"Fix, mantap. Duh, Tari emang pinter deh. Udah pinter, cantik, imut." Lani nyerocos, untung saja air liurnya tidak muncrat-muncrat.
"Diem, lo." Sahut Tari. "Oke ya, jadi mulai sekarang, tanggal 22 Juni jam 10.15 WIB, hari selasa, kita semua tergabung di geng dengan nama Prit-prit Can." Tari menjelaskan kepada ketiga sahabatnya dan diteruskan dengan anggukan setuju dari ketiga sahabatnya.
Mereka pun berkumpul membentuk lingkaran dan mengedepankan tangan kanan masing-masing dan bersorak yel-yel yang dibuat dadakan oleh Mily.
Semenjak hari itu mereka berempat kemana-kemana bareng, mulai dari mengikuti ekstrakulikuler yang sama, kelas yang sama hingga lulus SMP, juga masuk ke SMA yang sama tepatnya di SMA Siliwangi.
Cerita mereka berlanjut di SMA Siliwangi, salah satu sekolah unggulan yang ada di Kota. Yang tiap tahunnya selalu naik angka murid yang daftar disana. SMA Siliwangi itu selain terkenal dengan olahraganya, disana juga terkenal dengan sekolahannya yang sangat luas. SMA Siliwangi sering sekali merebut juara 3 besar untuk olahraga Volly-nya karena notabene murid-muridnya hobby dan sebagian ada yang ikut tim-tim Volly diluar sekolahan.
Mily, Lani, Diwi, dan Tari juga tergabung dengan tim bola Volly cewek sewaktu di SMP. Karena kebetulan ayah Lani ikut dalam tim Volly di rumahnya, jadi kadang kalau berkunjung kerumah Lani, mereka bertiga juga diajak berlatih Volly dilapangan sebelah rumah Lani. Ayah Lani juga seringkali mengikuti Tournament-tournament antar wilayah, beliau juga pernah sesekali diajak hingga ke pertandingan Kabupaten.
Maka dari itu, mereka berempat memutuskan untuk ikut berlatih Volly. Itu semua bukan secara paksaan, mereka memang sangat menyukai olahraga Volly dan mereka diuntungkan dengan postur tubuh yang tinggi-tinggi. Apalagi Lani, dia sangat persis ayahnya, mulai dari tingginya, cara berjalannya, sampai-sampai gaya bermainnya juga hampir sama sama.
Persahabatan yang baik adalah persabahatan yang saling support, tidak membatasi dalam perhatian, tidak memberhentikan masukan demi keangkuhan. Buang jauh-jauh keegoisan agar tercipta sebuah keharmonisan. Persahabatan yang Indah adalah menemani dikala susah dan senang, merangkul disaat sedang dihujani kesedihan dan bersama-sama mencari jalan keluar untuk sebuah kebahagiaan.
Alicia adalah istri yang menyedihkan selama tiga tahun. Yang dia dapatkan dari apa yang disebut suaminya hanyalah ketidakpedulian, rasa jijik, dan lebih banyak ketidakpedulian. Sebuah kesempatan bersatu memicu harapan dalam dirinya bahwa Erick akhirnya berubah pikiran. Sayangnya, dia menemukan bahwa niat pria itu yang sebenarnya adalah untuk berdamai dengan cintanya yang hilang. Baik cinta dan kesabaran memiliki tanggal kedaluwarsa. Alicia tidak tahan lagi. Dia melemparkan surat cerai ke wajahnya. Alih-alih segera menandatanganinya, Erick menekannya ke dinding dan meludahi wajahnya, "Kamu ingin menceraikanku? Tidak akan terjadi!" Terlepas dari keengganannya, Alicia memutuskan untuk mengubah hidupnya. Dia mulai menaiki tangga kesuksesan dan segera menarik banyak pengagum. Erick tidak senang dengan ini. Ketika mereka bertemu satu sama lain suatu hari, Alicia ditemani beberapa anak. Sesuatu yang mendorong Erick untuk bertindak di luar karakter. "Biarkan aku menjadi ayah mereka," tawarnya. Alicia memutar mata ke atas padanya. "Aku tidak butuh bantuanmu, Tuan Ellis. Aku bisa mengurus anak-anakku sendiri." Namun, Erick tidak menerima jawaban tidak ....
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Warning! Explicit mature content included Mergokin pacar tidur sama teman sekampus, diusir dari kos, kucing kesayangan dilempar keluar rumah, ditambah hujan deras yang sedang mengguyur kota Pahlawan. Sungguh perpaduan sempurna untuk melatih kesehatan mental! Padahal semua ini hanya karena telat bayar kos sehari aja, malah dia ditendang dari rumah yang sudah diamanahkan untuk ia rawat oleh mendiang pemilik rumah. Ujian berat inilah yang sedang melanda hidup Mariska. Seolah Ujian Akhir Semester tak cukup membuatnya berdebar-debar karena harus pandai mengatur jadwal kuliah di sela kesibukannya bekerja. Namun, kata orang badai selalu datang bersama pelangi. Di tengah sadisnya ujian hidup yang harus Mariska hadapi ternyata takdir malah membawanya menuju tempat kos baru yang lebih modern, bersih, dengan harga sewa murah. Belum lagi jantungnya ikut dibuat berdebar kencang saat tahu pemilik kos ternyata pria muda, lajang, dan rrrr- hottie. Plus satu lagi yang bikin lebih jantungan, saat si Om kos malah ngotot ngajakin Mariska nikah detik ini juga. Kok bisa?! Apa alasannya? Ingin menghindar, tapi tak punya pilihan. Belum lagi saat keduanya semakin dekat malah Mariska jadi lebih sering mendapatan mimpi yang terasa seperti Deja Vu. Tanpa sadar memori gadis ini dipaksa kembali ke masa lalu di mana sebuah tragedi mengerikan menimpa keluarganya. Sanggupkah Mariska bertahan menjadi salah satu penghuni kos yang diisi oleh sekumpulan manusia nyentrik dengan beragam profesi tak terduga? "Mungkin ini cara Tuhan untuk mengajariku agar tak mudah menyerah." Ares tak menyangka bahwa dia akan bertemu kembali dengan cinta pertamanya melalui jalan takdir paling manis meskipun terasa tragis bagi keduanya. Lalu bagaimana dengan Mariska? Kapan ia sadar bahwa Ares adalah cinta pertamanya saat masih bocah dulu? Kisah seru mereka hanya bisa dibaca di Om Kos!
Untuk membayar hutang, dia menggantikan pengantin wanita dan menikahi pria itu, iblis yang ditakuti dan dihormati semua orang. Sang wanita putus asa dan kehabisan pilihan. Sang pria kejam dan tidak sabaran. Pria itu mencicipi manisnya sang wanita, dan secara bertahap tunduk pada nafsu adiktif. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah tidak dapat melepaskan diri dari wanita tersebut. Nafsu memicu kisah mereka, tetapi bagaimana cinta bersyarat ini akan berlanjut?