malam juga menebar kerinduan untuk mereka yang sedang jatuh-jatuhnya. Malam mampu menc
k bertemu dengan Argan. Dia ingin semua hari tetap hari Rabu, hari dimana mereka berdua bisa d
eeekk....." suara gorden dibuka p
ma mily terdengar samar. "AYO, cepet bang
enoleh jam dindingnya yang bergam
rgegas bangun sambil menanyakan se
buru-buru mandi?" tan
am segini, sih, duuuuh." Mily ngedumel dan mengerucutkan bibirnya. "Mi
a liat, tuh, kalender sebelah pintu." Uc
sah bercanda. Ngga
ya ni, mau sekolah tanggal merah." Sambil te
ya sekarang tidak lagi ke kamar mandi, diteliti satu pe
nggal merah." Mily menggaruk-garuk kepalanya ya
iasanya, Mily, girang banget kalo ada hari
dari depan kalender, sekarang Mily balik menuju kamarnya
h bu Emil. Yang perintahnya cuma dij
n menjadi pengganggu, dia juga memberikan pagi yang palsu. Bukannya cerah, yang diterima Mily justru ungkapan "ah". Matanya gersang, tidak bisa memberikan air untuk telaga bibir yang kering.
pi tau porsi. Ibarat gedung pencakar langit. Jika pondasinya tidak kokoh dia akan roboh. Begitupun, dengan keinginan.
an rasa ketika dengan Argan, kenapa laki-laki yang dia temui hanya sekali, sudah seperti bertemu berkali-kali bahkan tidak terhitung hari. Saat ini, ingin sekali saja Mily memandang senyum yang sama, tidak berubah saat pertama bertemu, saat mereka saling be
terjun, terbang lagi, bahkan bebas, berkibar di dalam relung hatinya
mengusir, tapi yang datang semakin ramai. Tidak ribut, ti
an sebentar. Mengingat, pertemuannya dengan Argan tidak sempat menanyakan bebera
r edges, all your perfect imperfections." Suara nada dering pon
dan Tari. Mereka menyambungkan video call whatsapp di Mily.
aaaaaang." Serempak m
ly menyembunyik
berapa jam tidak bertemu, ditambah lagi tanggal merah hari ini, tak enak ras
g, sih. Ini hari libur loo?"
ah dukun!! Lagi Mily mema
ok tau. Huuuuu.." sahaba
a. Gimana kemarin sama, Kak Argan? Jangan bilang, lo, udah jatuh cinta. Jangan bil
tnya tidak curiga, "Apaan, sih. Nggak lah. Gue, cuma ngobrol biasa aja, ngobrolin kalo mau ada
Imbuh Diwi. "Udah, jujur
ng lagi jatuh tapi sen
i dan Tari. "Gue, nggak
seketika, "Nah, terus maksudny
tu jatuh cinta." Ucap Lani
nggak jelas, woi." Diwi mengha
. Gue, cuma belum mandi, terus laper aja. Sema
sih penasaran dengan ekpresi yan
ipta. Dibarengi dengan tertawa bareng, saling ejek, saling kagum dan saling-saling yang lain. Kemudian obrolan yang semakin memb