lan dia memadamkan komputer lalu memasukkan printilannya ke dalam tas. Dia celingak-celinguk sekali lagi, memastikan tak ada yang memperhatikan dirinya sekaligus memantapkan niat. Setelah yakin bena
-H
bar. Dia tertangkap basah Pak Yayuk yang sedari
mpang polos, berharap tidak kena semb
" Mata Pak Yayuk yang kecil dipaksakannya untuk melotot. Jemari-jema
waktunya, udah jam 5 sor
ni malah pulang duluan!" Dialek khas Surabaya-an Pak Yayuk sampai kelua
i makanya saya mau pulang duluan." Kirana pur
yuk sambil menunjuk ke arah rekan-rekan kerja Kirana,
guin mereka, Pak? Mereka
Mereka kerja sampe
mereka kopi aja ya, Pak? Dari kafe punya pacar saja, say
lo lagi?! Mentang-mentang!" Pak Yayuk salah foku
gitu,
an, hitung-hitung tak perlu lepas uang untuk membeli starbak. "Saya maunya kopi
kepuasan, lalu ngacir keluar. Pak Yayuk lemah, pikirnya. Disogok kop
*
san Plaza, berdampingan dengan sebuah Pujasera. Kawasan yang tak terlalu strategis mengingat daerah itu cukup ramai, suasana santai dan tenang yang diinginkan malah sulit terealisasi. Meski ditutup pintu ka
yang butuh ketenangan sejenak sehabis membeli buku dari toko buku bekas yang berada di seberang jalan. Lapak toko buku bekas itu juga adalah salah satu pemicu kebisingan. Saking populernya, mereka kerap keda
pesanan khusus. Menjelang Magrib, para pengunjung satu per satu telah pulang, tersisa dua remaja putri yang masih menikmat
wan teladan nomor satu, Mahmud alias Mamut, is
ma doski." Karyawan teladan n
ar dapur. Hubungan mereka sebatas friend zone, Fitri jelas tahu bagaimana perasaan Mamut tapi dia menolak dengan alasan tidak suka rambut brokoli Mamut, padahal alasan sebenarnya karena dia diam-diam meng
Kirana? Kereeenn." Mam
oi
e sini. Tau gitu tadi aku jemput." Akbar jadi makin berbunga, pujaan hatinya tiba tanpa disangka-sangka. M
bur!" ungkap Kirana jengkel. "Tolong, dong. Buruan bikinnya,
ya?" Mamut mengeluarkan pena dan buku
kopi dibantu Fitri. Tiap senggang, Fitri mema
Kirana seraya me
aku aja." Akba
at beli kopi bu
ma rekan-rekan kerja kamu. Orang sekitar kamu k
n sukses bikin bulu kuduk K
ah lu," sahut Kirana
ana pasrah dan menyerahkan seluruhnya pada Akbar. Sambil mengingatkan alamat kantornya sekali lagi pada Mamut, Kirana ikut mengantar sampai ke halaman depan tempat sepeda motor Mamut diparkir. Sa
dua bola matanya pun tak berkedip. Pria tinggi berjaket tebal, bercelana gombrang serta berambut gondrong sedikit melewa
a. Bisa
gunung yang baru saja melakukan teleportasi untuk sampai ke sini. Orang stres pun barangkali tidak akan keluar rumah dengan pakaian serba tertutup begitu di cuaca panas musim kema
oyan mendengar lagu-lagu Ariana Grande atau Taylor Swift. Siap, deh yang selera musiknya paling berkualiti). Oh, Panji. Kirana meratap masih memandangi, ma