a kamu begitu saja kepada orang lain yang cuma kebetulan singgah. Peremp
Jihan ini keras kepala sekali. Hanya karena memergoki suaminya bersama dengan wanita lain, anak perempuannya ini langsung patah arang. Putrinya
ikmati semuanya. Mereka salah? Tidak juga. Jiwa seorang laki-laki memang seperti itu. Petualang dan pemburu. Mereka tidak akan pernah puas terhadap wanita, sama seperti wanita yang tidak pernah puas akan uang. Perkara ini memang sudah ada dari zaman dahulu. Bedanya dulu dilakukan dengan terang-terangan karena dilegalkan. Sementara sekarang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, karena banyaknya lembaga-lembaga yang membela kaum perempuan. Tetapi prakteknya toh sama saja. Laki-laki kerap m
signifikan. Rumah tangga itu isinya adalah tentang cinta dan kepercayaan. K
menjawab pertanyaan ayahnya sekedarnya. Sedari belum menikah pun, ia memang
my. Sebenarnya pada hari pertamanya minggat, ia masih mempunyai pemikirannya untuk berbaikan pada Tommy. Apalagi saat ibunya mengingatkan tentang kandungannya. Bulan depan ia akan segera melahir
i untuk melanjutkan rumah tangganya. Karena Tommy tidak merasa apa yang dilakukannya adalah sesuatu hal yang salah. Tommy menyebutnya dengan kata khilaf. Klarifikasi Tommy pun hanya melalui
puluhan atau berapa pun tidak ada yang tahu. Hanya saja, di atas kertas dan dalam bermasyarakat, mereka tetap setia pada satu istri. Istri-istri mereka juga tahu. Istri-ist
tidak pernah akur dengannya. Beda sekali dengan Nihan, kakaknya. Yang selalu menuruti naseha
au perempuan mana pun itu untuk memuaskan nafsu sesaat Ayah. Dan Jihan bersumpah, kalau Jihan tidak mau menjadi bagian dari wanita-wanita itu. Jihan muak melihat bagaimana seorang suami y
alkan uang suami, serta malu karena nama baik menjadi buruk di masyarakat, membuat ibunya dan banyak perempuan-perempuan lain re
a kaya, pasti mereka akan mencari makanan lain juga. Ingatlah, Han. Laki-laki itu hanya setia kalau mereka sedang susah. Coba kalau sudah sugih, pasti mereka akan bertingkah juga. Percayalah pada Ayah
lagi dengan dua orang anak yang masih kecil-kecil. Terlebih lagi Jihan ini sudah terbiasa hidup enak sedari kecil. Mana mungkin putrinya ini bisa survive hidup sendiri? Ujung-ujungnya pas
ayahnya, Syahnan Jayawijaya hingga dua orang pamannya. Mereka semua masih memperlakukan budaya perseliran. Adalah hal yang biasa jika para laki-laki di keluarga ini, memiliki istri simpanan, baik sah secara agama, ataupun hanya sekedar jajan-jajan saja. Mereka
etapi laki-laki yang baik juga banyak, Yah. Jihan tidak suka menyamaratakan orang. Satu hal yang pasti Jihan tidak sudi memunguti serpihan sisa-sisa cinta dari la
uan kasar ayahnya. Sikap ayahnya selalu seperti ini. Menggunakan kekerasan apabila ayahnya tidak bisa membantah kebenaran argumennya. Satu hal yang tidak J
n sedang susah. Sebagai orang tua, seharusnya
an keegoisan suaminya. Ia tidak mau kalau putrinya juga ikut teraniaya. Sekarang ia sudah tua. Ia sudah tidak takut apapun la
arga kita. Tetapi kalau Mas kembali main tangan seperti ini
da. Jika biasanya ibunya mengalah dan manut-manut saja, kali ini tatapan ibunya membara. Ibunya bersikap gala
ungan di rumah ini. Pokoknya, selama Tommy tidak mengantarkan kamu pada Ayah, Ayah tidak akan menerima kehadiranmu.
annya dulu. Semua hal mereka pasrahkan kepada orang tua. Apalagi kali ini, Rianti ikut-ikutan menentangnya. Entah mengapa akhir-akhirnya ini
a dengan layak, apabila ia menentang Syahnan. Ia hanyalah seorang ibu rumah tangga, yang mengandalkan uang suami. Menentang artinya tidak makan. Makanya ia terus bersabar walau hatinya berdarah-darah. Namun kini tidak lagi.
ini, Bu Rianti pun mempersiapkan sebuah rencana. Intinya
*
Mereka sedang berlomba-lomba mencari perhatian para pria hidung belang berkantong tebal, atau sekedar bergembira ria melepas kepenatan. Sementara para eksekutif muda yang sedang dugem, tertawa mesum sembari mengamati para penjaja
g telah kosong, dan satu yang masih terisi setengahnya. Tommy menikmati minuman beralkohol itu untuk menghilangkan baya
dibakar, Tommy menghisap rokoknya dalam-dalam. Kemudian ia menghembuskan asapnya dalam bentuk bul
at pria pujaannya duduk sendirian di bartender. Sepertinya sang pria pujaannya itu belum berbaikan dengan istrinya. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ini