img Memori Seorang Santri  /  Bab 4 Awal Kedengkian | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Awal Kedengkian

Jumlah Kata:1034    |    Dirilis Pada: 21/11/2021

at me

m tiga pagi, aku jadi semakin mudah mengantuk. Itulah

Radif ban

elingaku dan dengan sangat perlaha

k dikterapan sama sepertiku yang mempunyai rambut hingga sepantat deng

ngan banyak khiasan berwarna kuning, membuatku terperanjat karena bukan hanya dia yang mem

unkanku dan menertawakanku. Seluruh badanku terasa lemas, malu luar bi

un sholat sh

duk, menatap mereka dengan kecewa. Kenapa tidak

tap nggak bisa bangun, yaudah sana cepat

akak kelas yang aku tidak tahu siapa namanya

an secepat yang kubisa. Untuk pengetahuan, bahwa sho

alu di absen dengan menulis huruf H. Jika kedapatan tidak sholat di Musholla akan m

ip ke luar, sepi, sepi sekali. Bahkan jemuran baju masih

s tanpa sisa. Sebagian yang lain memilih menjemur baju di pohon mangga yang tidak berbuah,

ka itu ada seseorang yang berbicara, "Sudah

kah ke Musholla. Berharap kak Halimah pencatat absen masih berada di sana, lalu aku bisa memoh

rena Musholla kosong tidak berpenghuni,

ah?" tanya salah seorang kakak kelas yang

sholat disini saja," usul

r bahwa aku dikerjain. Tatkala aku sudah mengangkat kedua tangan untuk takbi

, aku menjawab dengan

ngkal, dan aku masih diposisi semula. Berdiri bersiap

loh, anti beneran

kali tidak merasa marah malah aku merasa senang karena mereka menerimaku dengan baik, dan senang bisa mel

emuran masih kosong, dil

pi terlalu panik absen sholat shubuh sehi

tan mereka terhadap anak baru, tetapi malam ini juga

an secara berbeda. Aku lebih dimanja oleh kaka-kakak kelas juga aku

membuat dia lebih memperhatikanku. Terlebih lagi,

t. Dan dia juga tomboi tetapi ingin diperlakukan layaknya anak kecil sepert

i aku juga menyesalinya. Kenapa pada saat itu mereka menge

ka sering menyuruh Eva, selain orangnya humoris ia juga kuat. Darah batak yang mengalir d

ya cukup panjang dan belum diberi jerjak

k dikterapan. Waktu itu, aku belum terlalu

h disuruh, si manja! Taunya minum aja

merasa hal itu ditujukan padaku. Seolah kedua telingaku tert

nya berada di ujung mata dengan bibirnya yang sedikit miri

iranku adalah, aku anak baru dia tidak ada alasan jika ingin membenciku karena aku belum terlalu banyak membuat k

ggungku, ia berucap pelan. "Sabar

Eva dan perlakuannya tertuju padaku, hatiku

enyemangatiku, karena sejak saat itu juga aku jadi sema

endiri juga tidak mengerti apa yang pantas dari sebutan pertemananku dan dia, ada masa dimana dia sangat membenciku dan a

ambu

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY