Alexander Johnson. Seperti sebuah situasi yang langka
resi. Apalagi, semenjak kejadian tiga tahun yang lalu
uar dari mulutnya. Tak terkecuali deng
uanya dan kedudukannya sebagai putra William Johnson,
egera bersiap-siap untuk menjemput gadis yang t
etak di lantai dua. Ia melepas semua pakaian
masuk merapikan bulu-bulu halus di sekitar dagu dan rahangnya. Ketimb
ma pada cermin yang memantulkan ketampanannya. "Mustah
n tuksedo yang baru saja diantar satu jam yang lal
nnya semakin menawan. Ia yakin semua wanita akan
Kamu hanya perlu membuatnya tertarik dan merasa nyaman di sampingmu. Berikan perhatian lebih dan buat hatiny
aki-laki itu semakin percaya diri untuk membuktikan kepada Mommy-nya
ing nyaring. Alex yang telah selesa
al
uk oleh Ms. Giovanni. Mereka saat ini masih berdiri di depan pintu
mengurusny
Johnson, s
Adelia dari ponselnya. Panggilan itu
a
yang telah aku siapkan untukmu!" p
egini? Saya bisa bersiap
unggu di unit kamu untuk bersiap-siap!" u
da
kan," sergah Alexander tajam
r memutuskan panggilan ponselnya dan menyeringai. Menden
ebelum benar-benar keluar dari kamarnya. Setelah merasa sudah sesuai, ia mera
lantai dasar, senyuman manis tersungging di bibir Alex.
i dasar. Ia tak menemukan keberadaan Maria Johnson sejak sian
aja dibuat oleh William Johnson bersama para pekerja empat
mmy
a tersenyum. Wanita paruh baya itu melambai
enghampiri Sang Mommy. Ia meng
karang Mommy," pamit
ar baik buat Mommy. Mommy tidak sabar
tentu Felix langsung dite
percaya diri seperti ini? Sungguh hebat sekali gadis itu, bisa
semua orang kalau gadis itu hanya b
menggebu-gebu Alex membuat M
Alex dengan na
Namun jujur itu sulit baginya. Karena ini baru pertama kalinya Alex bersikap se
tnya. Ehm, satu bulan lagi bagai
erusaha," uca
kkan. Wanita paruh paya itu semakin yakin, gadis pujaan
Alex. Laki-laki itu memeluk Maria
ti!" pes
cepatan tinggi. Jalanan yang tampak lengang semakin m
en kelas menengah. Mobilnya yang tampak mewah terparkir t
al nomor Adelia. Setelah panggilan tersambung,
"Ha
sampai di apartemen kamu." Uc
jawab Ad
aki itu menyunggingkan senyum kepuasan. Ia mengetuk-ngetuk kem
a, tapi asal masih bisa ditoleransi itu wajar. Karena wanita adalah seorang
telinganya. Alex menyeringai. Ia berniat turun
erhatian beberapa penghuni apartemen yang berl
ampanan yang merajalela. Belum lagi penampilannya bak model
udi. Ia berniat membukakan pintu mo
a, laki-laki itu menatap tanpa kedip ke arah gadis bergaun Na
aik ini. Gaun Navy yang ia pilih benar-benar membu
akan ingin melompat dari tempatnya. Berleb
Harum Vanila yang ia hirup malam itu kembali merasuki hidung hi
menolak. Tapi saat gadis itu menyambut uluran tangannya, ia merasa dun
berangkat
en
Ia harus memastikan Adelia duduk denga
a pintu kemudi. Ia menyamankan posisinya dan men
nson akan menjadi bucinn
ebelahnya. Seatbelt terpasang dengan benar. Melintang
al
n menarik dari tera
ya masih sam
it
aja Alex me
erti ini. Alex mengubah raut mukanya menjadi datar seperti biasa wa
ang setelah pertemuan nanti," batin Alexander mendadak gelisah. Tanpa sadar ia mengge
ggil Adelia deng
kanannya menyentuh lengan kiri Alex. Hanya sentuhan rin
Fel
Y
saja?" tanya Adelia den
tus. Menyembunyikan kegugupannya. "Satu lagi, jangan
terbiasa," ucap Adelia. "Ngomong
aran
ador miliknya. Keluar dari area apartemen
nya. Keberadaan Adelia di sampingnya semakin
ju parkiran di basemen. Ia memilih parkir di
di mana Adelia turun. Perlakuan Alex yang manis itu membuat Adelia terk
oleh gadis bergaun Navy itu. Seulas senyum pun timbul di bibirnya ya
cantik bil
uk tidak melumat b
al
s itu melingkarkan tangannya ke lengan kiri Alex. Mem
u berjalan bersama menuju lift yang ak
ng
melingkarkan tangan ke lengan Alex. Membuat kedua pelay
an," sapa pelayan wanita itu dengan sensual
ex pelan ketika mendapat sapaan itu.
t?" tanya Alex tiba-ti
ik-baik saja," jawab Adelia kaku. Terke
r mesra di lengannya. Mengalihkan pandangan ke
ki Alex yang terkesan pelan dan hati-hati
menjadi dua meja didampingi wanita masing-masing. Adelia mengernyit saat me
," sapa Alex kepada semu
an sapaan, termasuk laki-laki dan wanita
bergaun merah itu mengedipkan sebelah matany
malam Mrs
ambu