atapnya dengan dingin. Suhu di ruang
ersungging di bibirnya, "Sebenarn
terkejut hingga ma
wa keduanya saling mengenal. Para eksekutif senior juga saling berpandangan.
Sepertinya setelah bertahun-tahun
Dengan cepat, dia mengambil sebotol dan menuangkannya ke dua gelas. Salah satunya diserahkan kepada Anne, "Bu Anne,
ajah Anne m
Dia bahkan tidak menggunakan kosmetik. Semua produk perawatan kulit, pa
engambil wine itu dari tangan Pak Rahadi dan berkata, "Pak Rahadi, Bu Anne
menunjukkan gelasnya kepada Pak Rahadi.
Kamu pandai minum," pujinya. Tanpa mengeluh l
jus ke dalam gelas sebelum menyerahkannya kepad
ku karena kita dulu perna
um itu. Ryan sudah berubah. Sebelum Anne mengambil jus dari
pria yang tiba-tib
na panjang. Ada sesuatu di matanya yan
ya yang tajam tertuju pada jus yang dipegang Ryan. "Tuan Yudhistira, aku khawatir kam
ah Anne menjadi pucat. Dia
mencoba mempermaluka
pi matanya menatap tajam. Dia seperti pr
sam. Istriku tidak
liknya, Ryan justru mengangkat gelasnya sambil tersenyum, "Maaf, aku tidak tahu kalau kalian berdua se
lam ruangan m
ru ini. Dengan cukup pintar, Pak Rahadi mencoba untuk meredakan ketega
ke sini untuk mengajukan penawaran padamu, Tuan Yudhistira." Kevin te
lihat jelas dari
e arah Ryan, "Tuan Yudhistira, aku akan bersulang untukmu, t
an gelasnya den
angan itu terasa
Bahkan, dia tidak tampak terintimidasi oleh p
ecara otomatis
ngin bersulang untukmu," ka
rasakannya. "Memangnya kamu punya alasan khusus untuk bersul
ilangkan ketegangan di antara mereka, t
n kening, dia t
ia berkata, "Aku menghukummu dengan segelas wine i
senyum di wajahnya men
mbasahi taplak meja. Kevin melirik ke arah asisten Anne, "Emily
empatan untuk menjawab,
erpaku. Seolah-olah Kevin telah memasuk
ily. Lagi pula, Emily
memuncak. Dia mengepalkan tinjunya dan memperingatkan dirinya
um itu jauh lebih dingin dan le
h sering bertemu di masa dep