sebuah gua. Di sana berkumpul beberapa ekor ular hijau
berpura-pura memangsa tikus," kata perempuan it
a, Dinda?" tanya
gendalikan pisau kembar tersebut. Untung saja dia ta
kah dia kuat?" tanya s
ah. Tapi dia itu sangat sakti. Pisau yang dilempar
ang yang selamat dari kematia
Aku ini sungguh-sungguh. Dia i
terlihat masalah apa pun dengan Salamain, dia sosok yang tenang tapi lebih mem
kami me
*
aneh. Mereka menginginkan sebuah kekayaan. K
u juga belum punya
i dulu sebelum rumahmu ka
ih banyak,"
ulan Main keluar sendirian. Indera khusus yang dimilikinya mengiring pada sebuah tempat. Bukan rumah yang dia tuju tapi sebuah perkebunan. Sesosok bayangan hitam
an apa perlum
g kau miliki," kata si bayangan yan
ma kau mem
aman
sebagai cadangan. "Silahkan, ambil ini. Aku tak mau ada masalah
mirip dengan mainan." Main, aku tahu namamu Main. Bukan berarti kau harus main-main," katanya den
. Ya itu yang kupunya dan kuberi
ngan penuh amarah. Dua buah pedang telah ada
rcahaya dan mampu menahan segala serangan dari si bayangan. Adu pedang cahaya dan kegelapan mereka lakukan. Tapi Main kalah tenaga dan cepat capek. Sedikit demi sedikit Main terdesak mundur ke belakang.
a dia kembali melancarkan serangannya. Sebuah sabetan dari pedang misterius dia gunakan. Tapi sekali la
si bayangan tergores dengan cahaya dari pisau tersebut. Meskipun tak membuat putus tapi mengakibatkan luka yang serius. Pakaian hitam yang digunakan untuk menutupi
h tendangan dia lancarkan. Alhasil Main terkena tendangan dan terpental ke belakang. Kini giliran Main terkapar di tanah. Si bayangan melompat ting
a kena," kata Ma
angan kembali lag
awanya. Pisau tinggal satu centimeter dari tubuh Main tapi terlebih dahulu Main menghilang. Secara mendadak Main muncul di kiri si bayangan. Arah serangan berubah ke kiri. Tapi Main menghilang dengan pisau yang dibawanya. Dengan muncul
nggungnya dia pegang, rasa sakit masih dia alami. Dengan berjalan agak t
*
kejanggalan yang terjadi. Tanaman yang berumur kurang dari seminggu menjadi mati karena terinjak-injak. Jejak bekas petarungan mash saja membekas di sana. Dua buah pedang
semua ini?" tanya seorang p
manusia. Kulit sedikit bersisik dengan mata berwarna hija
dulu sebelum bekerja. Ada yang mau bergiliran berma
*
ng dimasukkannya di dalam tas. Terlihat di ruang tamu Main sedang berbincang