" tanya M
mana kabar mu? Aku berharap kamu pergi untuk s
ku tidak berniat mengambilnya." jawab Mutia. Lalu memutuskan sambungan tel
shb
tah bulanan dari Arman. Gaji Arman yang hanya 3 juta itu habis untuk kebutuhan saja. 1 juta untuk jatah Bulanan Bu Siti mertua Mutia, 500ribu untuk Fatma
h Ibu dan kak Fatma dikurangi, setiap bulan pengeluaran kita bany
dan kak Fatma sejak dulu sebelum aku
enikah, mas harus pentingkan kepentingan rumah tangga kita m
saja, tidak menjawab
lalu akrab dengan Mutia jadi dia hanya ngobrol berdua dengan Arman. Saat itu Mut
ripada dirumah duduk manis bisanya n
punya pengalaman kerj
a lulusan SMA masak nggak bisa cari kerja. Aku sama Ibu nggak
h Mutia kerja k
kasih uang belanja lagi. Dia kan udah
pintu dapur, dia tidak ingin men
Fatma kesini kok kamu nggak bikin minum?" t
rlalu lama di warung.
pergi ngegosip? Mulai sekarang k
ia cari kerja." jaw
ak lurah, dia berangkat kerja jam 8 pulang jam 4 sore. Sejak saat M
jam uang untuk beli
amu kan kerja ya beli beras p
i aku uang buat beli beras ya sudah kita tidak usah makan saja."
a minta makan sama
dak akan masak untuk
koar ke tetangga Mutia bahwa Mutia istri yang malas dan tidak mau masak untuk s
ya suami kamu nggak kamu urus mendin
a saya tidak mengurus s
? Sehingga Arman harus makan diru
aya masakkan buat dia. Saya minta uang beli beras saja
kan kerja pasti punya uang bu
an bulan untuk memenuhi kebutuhan s
itu kan suami kamu tidak mungkin jika
bisa berkata apa-apa lagi " kata Mu
mpa Arman. Arman jatuh dan tertimpa besi dibagian tub
Mereka berasumsi bahwa Arman tertekan oleh keadaan rumah tangga sehin
nantu pembawa sial." teriak Bu
Arman tentang masalah ekonomi. Dasar wanit
aik untuk suaminya. Setelah kematian Arman Bu Siti dan Fatma semakin membenci Mutia. Setiap habis gajian Bu
kalian jatah bulanan. Gaji saya Cuma cukup buat
Arman meninggal semua gara-gara kamu.
aja tidak cukup Bu, apalagi ditambah haru
ngga. Hingga terjadilah pengusiran malam itu, semua tidak lepas dari campur tangan Fatma sang mantan Ipar. Mutia merasa bahwa Fatma hanya ingin menguasai rumah peninggalan Arman. Mutia sudah mengikhlaskan rumah itu, karena dia tidak punya hak
lamunannya saat Pak Supi
perjalanan non,"
sampai di rumah Bu
udah merindukan Bu Salma yang selama ini