rgi meninggalkan atau menuruti kata hati untuk te
in
🍑
satu minggu sejak kejadian malam itu, besoknya Crystal meminta ijin pada Izzy dan Xander untuk per
tu. Dengan senyuman yang tidak pernah pudar, Hans menatap cucunya itu dengan pandangan tak terbaca. Ah, gadis keci
Austin yang dilukis Crystal. Dan berakhir dengan pengakuan Crystal dua tahun yang
nya nanti yang akan diambilnya. Karena Hans juga tahu, Austin juga memiliki rasa pada Crystal, adiknya sendiri. Terlihat bagaimana car
anya Hans begitu sam
ku sudah mengumpulkan banyak strob
u selalu memakan semua buah yang ada di sini
giginya yang rapi terlihat. "Oh
umah pohon," lanjutnya memperlihatkan
. Ketika musim dari berbagai buh yang ada di kebun tiba, Crystal akan selalu kemari dan menga
berikannya pada para tetangga. Jika bertanya, kenapa tidak dijual saja. Hans tidak mau. Lagipula ia sudah memiliki banyak uang yang tidak terhitung jumlahnya. Jadi, untuk apa dijual? Lebih baik dikonsumsi sendiri dan mem
a juga tidak tahu. Padahal grandpa juga
i. Aku akan pergi ke rumah pohon," lanjutnya menunjukkan keran
sudah menyiapkan kebutuhan untuk melukism
dpaaa. Aku mencintaimu!" serunya mem
ecil. Rumah pohon, dan melukis. Sama persis dengan Izzy. Ah, Hans jadi salut pada putri semata wayangnya jika
yang sudah jauh, dan dibalas Hans dengan seb
ra langsung. Di hadapannya, secara nyata terlihat kebun milik Hans yang membentang dengan luas, ada berbagai macam bunga terutam
ena memang benar-benar sangat luas. Hans saja membutuhkan lebih dari dua puluh orang untuk me
an lukisnya dan menghadap ke arah hamparan kebun. "Siap!" serunya tersenyum lebar, tapi sedetik ke
mengikuti gerak tangannya yang ke sana-kemari. Menggerakkan kuasnya untuk mengambil setiap warna yang berada di plate yang b
nya yang berwarna coklat keemasan membuat hatinya menghangat begitu saja, dan m
nya. Sebuah lukisan dengan warna abstrak, warna-warna cerah yang soft dituangkan menjadi satu hingga membentuk menjadi sebuah maha karya yang begitu
nya dengan melukis. Dan sekarang suasana hatinya sed
gat oleh Hans. Pria paruh baya itu tersenyum lebar, merentangkan tanga
pa?" tanya Austin setelah
sehat." Hans tersenyum lebar, "Seperti biasa C
Austin. "Berdamailah dengannya. Mommymu sudah menceritakan semuanya pad
memanen buah di kebun. Tentu saja ia paham bahwa Austin sangat membutuhkan ruang privasi berdua dengan Crystal. Ah, bukankah Hans adalah kakek y
ahkan kakinya menuju rumah pohon. Dari kejauhan, ia dapat melihat papan ka
ng tepat memang. Memberi kejutan gadis kecilnya ketika langit sudah berubah