Beberapa anak sibuk bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, sementar
Tangisan anak kecil bercampur dengan suara omelan seorang w
entar. Ini Bunda
hadapi putra semata wayangnya yang sangat rewel. Ibunya sedang memasak, dan ia sedan
itu diiringi dengan tangi
osinya. Dari arah dapur, Juli-ibu panti
bujuk Juli lembut sambil memb
enepis tangan Juli. "Nggak mau!
ng setiap pagi selalu begini. "Bunda panggilin Om Paket, ya, kalau
terhadap pengantar paket, karena sebelumnya pernah digoda
io Nggak mau!" te
ti terlambat. Biar Ibu yang uru
ia mengambil tas dan kantong besar berisi bebera
napa harus gen tantrum yang kamu turunin ke anak aku? Lama-lama
dikenal sering tantrum hingga membuat semua orang di rumah kerep
gi sambil melangkah ke halaman depan d
**
ini suasana terasa berbeda. Kampus tampak lebih ramai dari biasanya. Ia
Luna penasaran samb
ar di kelas kamu," jaw
di resign?"
nti sama D
ya membesar saat melihat nama yang tertulis di sana. Dr. Ardan Willy
ba ganti profesi jadi Dosen," gumamnya lagi. "Enggak, ini pasti namanya aja yang sama
uduk di bangku barisan tengah dengan hati yang masih gelisah. Meski belum terbukti b
alam hati. Berharap bahwa apa yang ia kh
elas menjadi hening. Semua mata tertuju pada pintu, menunggu ke
yang tampan sempurna, masuk dengan langkah yang penuh percaya diri. Meskipun terlihat sudah ma
amun penuh wibawa. "Saya Dr. Ardan Willy Kusuma, dan sa
jebak dalam kegelisahan yang tak bisa ia hindari. Ia membeku d
alkan dirinya di depan para Mahasiswa. Semua menyambutnya dengan
di mana, Pak?" tany
gusaha yang ditawarkan untuk menjadi Dosen
sama yang udah berpengalaman," sah
tipis, merasa senang d
nya mahasiswa yang dud
enyum, menjawab de
ng banget ya, Pak," sahut m
u dengan godaan mereka. Ia sudah terbiasa mendapatkan perh
wa lagi. Kali ini menyentuh ranah privasinya
amun, saat hendak duduk, matanya secara tak sengaja men
berdegup kencang. Matanya terpaku pada Luna yang kini
langsung menoleh ke arah Luna. Namun, lamunan Ardan te
anak," ucapan pria bertubuh gendut itu mengundang gelak tawa teman-temannya. Sementara
las Ardan dengan nada ketus. Tampaknya ia masih menyimpan denda
yang sudah muak segera bangkit dari tempa
zin ke toilet sebe
s. Tindakannya itu membuat beberapa teman-temannya bergumam dengan suara p
ar sebentar," ujar Ardan, kemudian melangkah keluar ke