RURUSAN DENG
erhambur keluar dari ruangan kantor.
namun tak ada jawaban. Kabar Adam seakan menghilang sepenuhnya. Keringat semakin deras, pakaian lusuh dan wajah
pakah sudah makan atau belum dan bercerita hal-hal remeh sebelum tidur. Sekarang tidak
eh, Rara bertanya penasaran. Wanita itu tidak pernah tidak peduli de
senyum tipis untuk menutupinya. Dia t
ngga ada
Nayana masih belum sa
dalam lift. Nayana tenggelam dalam pikirannya sendiri seperti orang linglung. Ora
" Rara kembali bertanya, namun Nayana hanya menjawab den
. Kamu tahu kan hari ini
semua orang memang nampak
mua orang sibuk dengan hpnya. Begitu juga Nay
nya, akhirnya penantiannya berbuah manis. Adam membalas pesannya. Namun senyum Nayana yang mer
ai 8 pukul 7 malam nanti,
itu sangatlah aneh. Nomor asing yang tidak bernama itu menyuruhnya
ran apa maksudnya?
g. Lalu memandangi Rara di sampingnya yang sibuk mendengarkan podcast dengan headset bl
menganggap pesan itu ad
tinnya berucap lalu mencoba
n dari Adam lebih penting dari yang lainnya. Dia menggigit kuku-kukunya tanpa sada
san kemb
an pesanku, kamu aka
Nayana memb
na memilih bungkam dan tidak panik. Entah apa yang diinginkan orang di balik nom
ahkan dia juga kehilangan jejak Rara. Nayana memang sengaja berjalan lebih lambat dan
tak di sangka penunjuk durasi di l
mau mengerjai saya kan?!" ketika Nayana sudah masuk dalam sambu
apa dimatika
sing tersebut namun lagi-lagi belum selesai dia berkata,
ah panggilan kembali tersambung kelima k
Masalah Adam belum selesai, kini malah
g nipu lewat nomor hp," Nayana membuan
n layang itu hampir sama dengan 5 lantai gedung-gedung di sampingnya. Nayana memandang dari kejauhan. Memand
jam di hpnya yang menunjukkan pukul 18:57. Lalu kembali meman
alau aku pergi ke sana? Aku jadi
i area pelataran, Nayana disambut pemandangan yang serba mewah dan mahal. Mulai dari mobil-mobil yang terparkir, style mereka, ba
mpat yang tidak seharusnya dia datangi. Lagi, rasa penasaran
seragam batik dipadukan rok mininya itu sudah tersenyum ramah sebelum menyam
dan amal ya? Mari ke atas, s
sendiri. Blazer biru navy, kemeja putih dan celana hitam
n amal?" Nayana merasa heran sen
u membawanya. Mungkin penampilannya malam ini adalah keberuntungan
g branded berlalu lalang di hadapannya. Orang-orang berkumpul dari berbagai etnis, suku dan bangsa. Dari bermata sipit
u nona." staff tadi p
imak
akukan? Apa dia harus berpura-pura santai di tengah-tengah mereka
sehingga dia memutuskan
aku keluar saja. Mungkin saja aku su
rang tak sengaja menubruk Nayana. Bahkan jus
udah menumpahkan jus jeruk ku ke dua kalinya." sua
hatikan sekelilingnya. Dia tidak mau menjadi tontonan. Ternyata dugaannya salah, orang-orang itu tidak ada yang memperhatikan. Lalu dilihat
aaf. Dia langsung menebak hanya dengan
Nayana meminta maaf, pria
ng salah, jadi seharusnya aku yang
mengatakan apa-apa. Dia tidak
ria tersebut. Kantung matanya nampa
uluran tangan pria tersebut dengan sopan. Bag
iar saya yang be
ayana akhirnya
ngan seseorang. Kali ini karena dia yang tak hati-hati. Seorang
a yang berwarna merah menyala lalu meringis palsu. Mimi
Nayana percaya beberapa orang kaya mudah marah
uknya, lebih baik Nayana segera
tidak sengaja. Sa
, memutar bola matanya malas tanpa memaki lagi. Seakan
enggolan tadi seperti membersihkannya dar
ali hat
ggang pergi. Body nya seksi dan tinggi tubuhnya ideal. Meskipun menyebalkan, Nayana mengagumi wanita itu. Dia
yadari dimana di
bisa menambah masalah lain, berurusan dengan orang-