lumnya. Sesuatu di dalam dirinya sudah retak, sebuah rasa yang sudah lama terpendam kini meresap dalam setiap langkahnya. Perasaan itu bukan hanya tentang pernik
tap sama-pria yang dingin dan terisolasi dalam dunianya sendiri. Semua yang ia inginkan adalah seseorang yang bisa mengurus anak-anaknya dan menjalani kehidupan yang stabil, tetapi tidak pernah ia be
ma dingin. Anak-anak Arjuna sudah berangkat ke sekolah, dan Arjuna sudah pergi bekerja, seperti bi
sebuah pesan dari Maya k
erti ini, kan? Aku tahu ada yang
ncurnya hidupnya, tentang bagaimana ia merasa tidak ada tempat untuknya di dunia ini. Namun, ia merasa terkekang. Apa yang bisa ia katakan? Ia tah
saja, Maya. Ja
ak pernah. Tetapi entah mengapa, ia terus membohongi dirinya sendiri, terus
ar. Ia ingin berteriak, ingin berlari, tetapi ia tidak tahu ke mana harus pergi. Di mana ia bisa menemukan tempat yang bisa mem
*
rah Alina. Alina mengerutkan dahi. Rasa sakit yang ia rasakan semakin sulit untuk ditahan. Semua ini terasa seperti permainan yang tidak ada habisnya-permainan yan
yang begitu sederhana, tetapi terasa begitu jauh dari jangkauan. Apa yang ia butuhkan bukanlah rumah mewah ini, bukan harta atau kemewahan. Yang ia
terbuka dengan perlahan, dan ia berdiri di ambang pintu, menatap suaminya yang ten
ku tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Aku merasa hancur di sini, di sampingmu. Aku merasa
. Seolah-olah ia sudah tahu bahwa suatu hari Al
suara datar, tidak ada sedikitpun kehangatan yang men
luka yang sudah lama ada. Apakah ini yang diinginkannya? Apakah ini yang ia dapatkan setelah bertahun-tahu
a tidak bisa keluar. Ia hanya merasa kosong. Sesuatu yang tel
berjuang untuk ini-untuk kita. Tapi kamu tidak pernah melihatku. Kamu hanya melihat apa yang kamu butuhkan, apa yang kamu inginkan, tanpa peduli dengan apa
au rasa bersalah. "Aku tidak tahu apa yang kamu inginkan, Alina. Kamu t
ng, seperti barang yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Segala harapan yang ia simpan selama ini, segala usaha yang ia lakukan untuk menjaga
dalam kesakitan yang terus-menerus ini, atau pergi dan menghancurkan sisa-sisa harapan yang ada di hatinya?
semuanya-dari pernikahan ini, dari rasa sakit ini, dari kebohongan yang ia hidupi. Tetapi ketika ia melangkah keluar dari kamar, sesuatu dalam dirinya berteriak. A
i satu hal yang ia tahu pasti-ia t