Dalam dua hari yang penuh dengan kejutan, Alina merasa seperti hidupnya telah berputar 180 derajat. Dari seorang gadis biasa yang bekerja keras di kantor dengan mimpi sederhana, tiba-tiba ia menjadi seorang istri muda dari seorang duda kaya. Pernikahan yang tidak pernah ia impikan berubah menjadi kenyataan yang penuh dengan kebisuan, ketidakpedulian, dan rasa kesepian. Dari luar, hidup Alina tampak sempurna: rumah megah, perawatan yang luar biasa, dan status sosial yang kini mengangkatnya menjadi wanita terhormat. Namun di balik itu, pernikahannya adalah sebuah ruang kosong yang penuh dengan luka. Arjuna, suaminya yang tampan dan kaya raya, adalah pria yang dingin. Kehidupan di sampingnya hanya membuat Alina merasa semakin terasing. Dia bukanlah istri yang dicintai, melainkan seorang pengasuh, seorang ibu tiri untuk anak-anak Arjuna yang tidak pernah menerima kehadirannya. Alina berusaha untuk bertahan, berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja demi keluarga yang kini ia bangun. Namun, ketika hatinya hampir putus asa, sesuatu terjadi-sesuatu yang memaksanya kembali untuk memilih antara bertahan dalam kesakitan atau meninggalkan segalanya.
Hari itu terasa seperti mimpi buruk yang perlahan menjadi kenyataan. Alina duduk di ruang tamu rumah mewah yang baru saja menjadi miliknya, menatap tangan yang menggigil saat memegang secangkir teh. Ada sesuatu yang aneh, sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan bisa terjadi dalam hidupnya. Semua berubah dalam waktu yang begitu singkat, seakan dunia yang biasa ia kenal tiba-tiba meledak menjadi serpihan-serpihan yang sulit ia pahami.
Dua hari yang lalu, Alina adalah seorang gadis biasa-seorang wanita muda yang bekerja keras di perusahaan desain interior, menghabiskan hari-harinya dengan proyek-proyek kecil dan mimpi-mimpi besar yang selalu terasa jauh. Hidupnya sederhana, tetapi itu sudah cukup untuk membuatnya merasa bahagia. Tapi semuanya hancur ketika pertemuan tak terduga dengan Arjuna mengubah jalan hidupnya.
Arjuna adalah duda kaya yang terkenal di dunia bisnis, seorang pria yang tampaknya tak pernah memiliki waktu untuk urusan pribadi. Wajahnya yang tampan dan tenang, dengan tatapan yang kadang bisa menusuk, membuatnya dihormati sekaligus ditakuti. Dia memiliki segalanya-harta, rumah, dan pengaruh-tetapi tidak ada seorang pun yang benar-benar mengenalnya. Begitu pula dengan Alina. Mereka bertemu karena sebuah proyek perumahan yang membutuhkan desain interior, dan entah bagaimana, pertemuan itu menjadi lebih dari sekadar pekerjaan profesional.
"Alina, aku ingin kamu menjadi istriku," kata Arjuna, dengan suara yang tenang dan penuh keyakinan, dua hari yang lalu. Itu bukan pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan yang terdengar lebih seperti perintah. Tanpa memberi kesempatan bagi Alina untuk berpikir, Arjuna sudah memberikan cincin berlian yang berkilau di depan matanya.
"Apa?" kata Alina, matanya terbuka lebar, tak percaya. "Tunggu, maksudmu... kita baru saja bertemu!"
"Tentu, kita sudah bertemu, tapi aku sudah memikirkannya dengan matang," jawab Arjuna, matanya tak pernah lepas dari wajahnya, seolah Alina adalah satu-satunya yang ada di dunia ini. "Aku membutuhkan seseorang yang bisa merawat rumahku, anak-anakku, dan-" Dia berhenti sejenak, mengerutkan kening, "-menjadi pendamping hidupku."
Alina merasa tercekik oleh kata-kata itu. Ada begitu banyak yang tidak ia mengerti, begitu banyak yang harus ia pertanyakan, tetapi segala keraguan itu seperti tertutup oleh pesona Arjuna yang luar biasa. Dalam sekejap, kehidupannya berubah-dari seorang wanita muda yang bebas dengan impian sederhana menjadi calon istri dari seorang pria yang hanya bisa membuat hatinya bertanya-tanya apakah ia benar-benar siap untuk semua ini.
***
Dua hari berlalu, dan Alina sudah berada di altar, mengenakan gaun pengantin putih yang megah, tetapi di hatinya tidak ada kebahagiaan yang bisa ia rasakan. Ia merasa seperti boneka yang dipakaikan gaun oleh seseorang yang tidak benar-benar peduli padanya. Arjuna berdiri di sampingnya, tak ada ekspresi kegembiraan di wajahnya, hanya ketegasan yang membuatnya terlihat seperti pria yang selalu mengendalikan segalanya.
"Kamu yakin?" kata Alina dengan suara gemetar, meski ia tahu pertanyaan itu sudah terlambat untuk diajukan. Semua sudah terlambat.
Arjuna menoleh sekilas ke arahnya, kemudian mengangguk tanpa ekspresi. "Aku yakin, Alina. Kita akan membuat ini berhasil."
Tetapi Alina merasa sebaliknya. Bagaimana mungkin ia merasa yakin, jika seluruh pernikahannya hanya didasarkan pada kewajiban dan bukan pada cinta? Apa yang ia harapkan dari pria yang bahkan tidak pernah menunjukkan rasa ingin tahu tentang dirinya, tentang siapa dia, atau apa yang ia inginkan dari hidup ini?
Setelah upacara selesai, mereka kembali ke rumah besar yang kini menjadi tempat tinggal mereka. Rumah itu megah dan penuh dengan perabotan mewah, tetapi Alina merasa seperti berada di dalam sebuah penjara emas. Dindingnya dingin, kosong, seperti jiwa suaminya yang tidak pernah tampak hangat atau penuh kasih.
Alina menyadari, untuk pertama kalinya, bahwa pernikahannya bukanlah sebuah kisah cinta. Itu adalah sebuah kontrak, sebuah pengaturan yang dibuat demi kenyamanan, bukan perasaan. Arjuna hanya menginginkan seseorang untuk mengurus rumah dan anak-anaknya, sementara ia sendiri, entah karena alasan apa, menginginkan dirinya untuk berada di sampingnya, tanpa pernah benar-benar ingin mengenalnya.
Malam pertama mereka sebagai pasangan suami istri berlangsung tanpa kehangatan. Alina terbaring di tempat tidur besar yang terasa asing, sementara Arjuna tidur di sisi yang jauh, seolah mereka berdua hanyalah dua orang yang kebetulan berada di ruangan yang sama. Tidak ada pelukan, tidak ada ciuman, hanya kesepian yang mengisi ruang yang luas itu.
Alina menatap langit-langit, bertanya-tanya pada dirinya sendiri apa yang ia lakukan salah. Apakah ini harga yang harus ia bayar untuk kehidupan yang lebih baik? Atau, apakah ia hanya sebuah pengorbanan dalam permainan kekuasaan yang lebih besar dari dirinya?
Di luar, hujan turun deras, tetapi di dalam, hatinya terasa jauh lebih dingin.
***
Pagi berikutnya, saat Alina baru saja bangun dari tidurnya yang gelisah, ia mendapati Arjuna sudah tidak ada di rumah. Pekerjaannya, selalu menjadi prioritas utama dalam hidupnya, sudah membawanya pergi lagi. Alina berkeliling rumah besar itu, mencoba menyesuaikan diri, namun ia merasa terasing di dalam dinding-dinding yang tidak pernah menjadi rumah bagi hatinya.
Anak-anak Arjuna yang masih kecil juga belum bisa menerima kehadirannya. Mereka lebih suka dengan pengasuh lama mereka yang sudah seperti ibu bagi mereka, dan Alina hanya merasa seperti pelengkap, bukan bagian dari keluarga itu. Setiap detik yang ia jalani di rumah itu seakan semakin menjeratnya dalam kesepian.
"Ini bukan pernikahan," gumamnya pada dirinya sendiri, sambil memandang dirinya di cermin lagi. "Ini adalah perangkap."
Setelah melakukan balas dendam yang emosional terhadap mantan kekasih dan sahabat baiknya yang telah mengkhianatinya, Melinda Arum justru terjerat dalam sebuah pertemuan tak terduga dengan seorang pria bernama Reyhan Azrael. Pertemuan itu bermula dengan kesalahan kecil-salah masuk ke toilet pria yang membuat Melinda terpaksa mencari jalan keluar dengan cepat. Namun, nasib membawa mereka lebih dekat, dan Reyhan, yang ternyata adalah CEO dari salah satu perusahaan terbesar di Jakarta, tiba-tiba menawarkan bantuan. Dengan bantuan Reyhan, Melinda berhasil lolos dari masalah besar yang menimpanya. Namun, bantuan itu datang dengan harga yang tidak ia duga. Reyhan meminta balas budi yang tak bisa ia hindari: agar Melinda menjadi tunangannya! Tuntutan itu membuat hati Melinda bergejolak, antara bingung, marah, dan terperangah. Dan dari sinilah perjalanan mereka dimulai-sebuah hubungan yang penuh ketegangan, kebohongan, dan rasa sakit yang mendalam.
Saat Aira mengetahui bahwa dirinya tengah mengandung, perasaan bahagia yang ia harapkan seketika berubah menjadi pilu. Ia mendapatkan kenyataan pahit yang begitu menyakitkan: suaminya, Reyhan, yang selalu ia anggap setia, ternyata sudah mengkhianatinya. Bahkan, yang lebih memilukan lagi, Reyhan sudah memiliki anak dari wanita lain. Bagaimana hati seorang istri bisa tetap utuh setelah mengetahui bahwa pria yang ia cintai telah begitu mendalam menusukkan pisau pengkhianatan? Di tengah kabar baik tentang kehamilannya, Aira justru dihantam kenyataan yang menghancurkan hatinya dan meruntuhkan segala impian tentang masa depan bersama Reyhan. Apakah Aira akan mampu mengatasi rasa sakit yang mengoyak hatinya? Bisakah ia bangkit dan menemukan kebahagiaan baru, atau akankah cinta dan kepercayaannya terhadap Reyhan sudah terlampau hancur untuk diperbaiki?
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!
Bagi publik, dia adalah sekretaris eksekutif CEO. Di balik pintu tertutup, dia adalah istri yang tidak pernah diakui secara resmi. Jenessa sangat gembira ketika mengetahui bahwa dia hamil. Tapi kegembiraan itu digantikan dengan ketakutan ketika suaminya, Ryan, menghujani kasih sayangnya pada cinta pertamanya. Dengan berat hati, dia memilih untuk melepaskan pria itu dan pergi. Ketika mereka bertemu lagi, perhatian Ryan tertangkap oleh perut Jenessa yang menonjol. "Anak siapa yang kamu kandung?!" tuntutnya. Tapi dia hanya mencemooh. "Ini bukan urusanmu, mantan suamiku tersayang!"
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***