pa di
el
n ini udah gitu omongannya banyak
lek karen
n selama ini, sekuat itu dia bisa bertahan. Namun cara nunjukinnya salah. "Jadi, kamu tinggal di kost-kostan?" Tanya mami Ven
ai sarapan roti panggang yang sudah disiapkan bi In
" jawab Keenan pelan, na
os polo itu duduk di sebelah istrinya, Venna. Lelaki itu hari ini libur, pakai
hakti duduk disebelah K
dorkan satu gelas susu dan piring yang berisi
buat Shakti hari ini" katany
inya menimpali perkataan papinya. Cuek, tanpa menat
, tumben Shakti ngomong g
Heran, papinya pinter kok anaknya enggak. Jangan-jangan beda gen?"
ak ada
nna malah mengatupkan b
an mewarisi semuanya. Nilai gak terlalu penting, yang penting itu hoki. Aku dilahirkan dari keluarga kaya, titik!" Perkataan panjang lebar ini membuat Keenan yang duduk disebelahnya hampir membuang ludahnya karena tak suka. Tapi urung, mengingat disana berlantai marmer putih yang mengkilat sayang sekali kalo kena ludah, pikirnya. "Najiss!! Narsis abis tuh bocah!" Gumamnya dalam hati. "Hahaaa..." mami Venna tertawa
eguk air putihnya sampai tandas. Sedangk
atian, Keenan kangen mamanya. 'Kalo dia masih ada, pasti akan
mengangguk. "Sam
an ada tamu" bi
pagi s
ruang tamu, disana sudah ada Siska, teman sosialitanya juga
mi Venna teringat disana ada Keenan. "Keenan sini, udah kenal belum nih
a yang mirip, Siska teman sosialitanya mami Venna
ntar, Keenan me
uanya untuk duduk. "Kalian udah kenal?" Men
impannya air minum beserta ca
n, lalu beralih menatap Keenan. "Pulang ke ru
ng ke rumah gue, lo ke kostan dulu. Bu kost ngomel-ngomel tuh sampah di kostan belum lo buang, ini hari minggu jadw
omboy ini. Cewe yang berambut pendek seleher dengan
perhatian. Cewe tomboy berambut seleher dengan celana jeans ini terlihat menarik perhatiann
ari be
anya, Keenan duduk ditepian lapang di samping Shakti agak jauhan dikit. Shakti pake baju putih abu karena di
nciptakan rumus sendiri yang lebih simple dan cepet. Coba aku pengen lih
ini S
a sendiri. Mengingat dirinya yang ngbl
a tadi? Rumus ya
ue
sepinter itu. Boro-boro rumus baru, rum
sud beberapa meter ada disampingnya, yang pake baju olah raga tapi tetap pake topi terbalik warna abu
g dia maksud. "Kak Keenan tadi aku salah orang, kirain itu kakak abisnya mirip sih" cew
ena memang sedang di pinggir lapangan kan. Kurang lebih lima menit angka-angka dari balpoin yang Keenan pegang memenuhi satu lembar kertas. "Tuh, jawabannya sama kan?" Tunjuknya yang la
gaimana bisa Keenan tau itu, padahal selama ini hal it
, dari mana?' Batinnya.
suk silsilah keluarga yang punya yayasan, salah satunya si Mutia ini yang puny
Mutia menuliskan nomor whatsappnya. "Chat ya kak" pungkasnya, sebelum akhirnya dia pergi berlari kecil, s
alanya. Ada rasa yang berbeda dihati Keenan, entahlah...dia
enjadi yang terbaik. Mereka mendekati Keenan bukan hanya untuk menikmati ketampanannya tapi jug
tegori karena gak akan ada yang tau. Udah kayak
elahnya, siapa lagi kalo bukan Shakti. Cowo ganteng na
ponsel bututnya, memasukan kontak Mutia. Tapi ponselnya ini udah