Keenan menantang, menaikan dagunya sedikit. "Di
ng
melempar bola ngasal lalu meningg
sudah dihadapannya ini karena kemarin kalo gak ada dia, udah
a keduluan ngebahas cewe,
pulang b
dengan mobil mewah milik orang tua
ea sekolah. Mengotak-atik ponselnya yang layarnya retak itu, dia
s sih sebenernya karena si Keen
ng mendengar. Sementara dia pulang de
kasih dari si ibu warung, bekas ana
a di tem
n. Udah gak bisa jalan, tapi masih kuat berteriak. Seperti saat ini yang dilakukannya setelah satu jam berla
idak tuli!" Teriaknya lag
enunggu perintah dari tuannya. Beberapa menit berlalu
hun. Kakek tua itu memberi kode kepada asistennya dengan tangan. Tentu saja sang
kerja Dominic, berpamitan tanpa mere
uma itu itu aja. Tangannya dia tangkupkan ke dada, menahan sesak. Terlihat kalung mutiara melingkar di lehernya.
dapannya. Kedua tangannya dia letakan dibahu istrinya itu, mencoba menenangkan perasaan tak
malah jadi manja" Jawaban yang di
nya mendengar jawaban yang dia anggap omong kosong. Selama sembilan tahun ini dia terpisah dengan cucunya, rasanya s
nya sendiri keluar dari ruang kerja Dominic. "Aku yang akan bawa dia pulang sendiri. Kamu janga
aptopnya, melanjutkan apa yang menjadi pekerjaannya. Pe
menit b
mpelkan benda pipih itu ke telinga setelah menekan nomor yang
Widjaya
ng duduk makan malam. "Permisi nyonya, tamunya sudah dateng" Sontak membuat dua pasang mata yang ada di ruang makan itu menoleh, mendapati bik
ah" berbisik di telinga kirinya Shakti, ma
eluarga ini" mami Venna dengan bangganya memperkenalkan diri juga putra kesayangannya. Sedangkan yang di
ke anak si pemilik Mansion. "Ashhuu!!" Gumamnya, namun tak dapat
i belum selesai makan. "Wooww, keren.." Keenan berdecak kagum saat melihat apapun yang ada di kamar itu. Detail penting yang ada
kl
i pemilik kamar dengan baju tidur
onong untuk menyalakan rokok di balkon. Keenan tertawa sumbang, mengikuti Shakti ke balkon. "Anjiirr, rokok mahal niih. Satu bo
uf
setiap hembusan rokok yang dia
incangan. Namun yang diajak ngomong cuma nengok dikit, s
lah. Gue baru nyadar kalo gue sehebat itu, hahahaa" Keenan, cowo itu berucap
erwarna bunga jambu jamaika. Inilah alasannya kenapa cowo tengil ini tak pernah membuka topinya disekola
akhirnya mematikan rokok yang tersisa dua senti itu
isana lalu menempelkan benda itu ke samping telinga. "Satu gelas es jeruk, gak pake l
! Hahaa" Masih, Keenan cekikikan gak jelas. Hanya disuguhi es jeruk yang ba
n si tengil seperti sebuah ledekan. Dia mend
lan melayang di w
p lho sebelas dua belas, apalagi kalau
!! Nampol
gh
wajah yang kemaren sudah biru-biru itu ki
to
kl
da, ini