to
kl
tu berhenti bertutur melihat dua pemuda yang ada di dalam sana sedang mencengkram
dangkan Keenan berdiri menguku
Shakti, tapi Keenan pun berucap yan
tu berjalan hati-hati melewati dua pemuda tampan yang me
enyimpan gelasnya kembali ke nampan y
9 ma
yang petikilan. Salah satu teman Shakti yang tahu bagaimana rupa si 'berandal gila' karena ibunya salah satu komite di sekolah
dari SMA Mutiara yang siap unt
enimpali dengan gayanya, menatap lekat ke arah dimana orang yang mereka maksud
ukan Keenan si berandal gila. Shakti, temannya ini memakai hoodie hitam yang dari cahaya gelap aja udah kel
yaa tapi kayanya ke
menit berlalu, tak ada satupun yang bersedia meminjamkan motornya disana, termasuk Anggara juga Bara. Mereka bungkam, seolah tak penting mereka menatap satu sama lain dengan
hbac
jaran aja tiap gue kesini" ucap Keenan yang membuka buku paket matematika. Shakti menyeringai, tiba
l
n dengan cepat larut di gelas es jeruk
ara si Shakti ini sering babak belur ya malemnya kagak bisa bobo, seme
jari Shakti pelajaran matematika. Belum dikatakan berhasil sih karen
an!!" Gerutu Keenan pelan, nam
uduknya ber
gubrisnya, entah terlalu cuek
an rumus yang lain yang mulai di
, sampai terdengar sa
gitu juga ka
g ditulisnya membentuk sebuah coretan. Kepalanya pun udah ka
itu!" Shakti deng
g, gue d
u
meja belajar. Diatas kertas yang sejak tadi dia
buka pakaian Keenan lalu memakainya dan berhasil lolos keluar rumah. Berharap penduduk mansion itu
elah menarik gasnya. Tinggallah Shak
annya sama sekali, seperti biasa. Cowo itu
nya sendiri. Padahal jika dipikirkan lagi, gak ada gunanya bal
penampilan kayak gembel jalanan, juga gak ada motor un
enyesap rokok, Shakti memesan ojek on
ketingga
kti. Udah lama kerja di mansion itu, tapi pelayannya itu
ni memanggilnya 'tu
agar wajahnya semakin tak terlihat
har
itelanjangin gini,
Shakti
n pagi
akti hendak melayangkan pukulan
pinjem baju lo bentar. Pelit amat
injem lo
gg
menyisakan sempak doang, dirinya
to
kl
angat. Keduanya terlihat biasa seakan tak ada kejadi
ang ketinggalan, jadi balik lagi" bukan Keenan yang jawab, tapi Shakti. Keenan melengos tak suka
ja. "Nanti sarapan dulu di bawah ya" ucap mami Venna pada Keenan lalu tatapannya beralih pada anak sematawayangnya "Shakt
rnya bekas semalam. "Iler lo ketinggalan disini, gue buang!" Beberapa lembar ke
ya tersungut-sungut, tetap
am kamar mandi ketika pintunya sudah ditutup rapat. "Rebahan dulu b
mandi, bersiul sambil mengacak-acak rambutnya yang
mun tidak dengan langkahnya. Cowo itu mendekat dengan tatapan tajamnya "Mendadak banyak bacot lo!" Tangan
at mukul "Baju gue mana?" Tanya Keenan heran, tadi masih ber
gue
ala
kasur, dimana disana sudah ada satu sete
pa di
el