/0/22125/coverbig.jpg?v=0e5f816578ccb10a5b710ea66009c335)
Keenan Alfaro seorang anak yatim piatu yang hidup sendiri sejak usia 9 tahun. Bukan hal yang mudah untuknya bisa bertahan sampai usianya menginjak 18 tahun dan duduk dibangku SMA. "BERANI, LAWAN!! GAK BERANI, PULANG!! COWO JANGAN NANGIS!!" Kalimat satu-satunya yang terlontar dari mulut papanya yang membuatnya bertahan menghadapi kerasnya hidup. Tumbuh dengan tanpa pengawasan orang tua menjadikannya pribadi yang urakan dan playboy. Tak takut kepada siapapun dan tak takut menghadapi apapun. Tak pernah menangis hanya karena tubuhnya terluka dan berdarah. Pengecualian yang membuatnya menitikan air mata. Cewe! Mutiara namanya. Murid terpintar seangkatannya yang duduk dibangku kelas 11. Satu-satunya cewe yang meluluhkan hati Keenan diantara ribuan cewe yang ada di jagat raya ini. Keenan, murid beasiswa ini kembali harus duduk di kelas 12 karena satu hal dan menjadi saingan Mutia. --‐‐----------------------------------------------------------------- "Berat?" Tanya Keenan tepat di depan wajah Mutia saat tubuhnya menindih tubuh mungil cewenya ini. Nafasnya menguar mengeluarkan wangi mint yang khas. Mutia menggeleng "Yang berat itu jadi pacar kamu" Bagaimana tidak, seumur hidupnya tak pernah menyangka jika dirinya akan berakhir mendapatkan pembulian di kelas 12 setelah dirinya meminta Keenan untuk mempublikasikan statusnya. --------------------------------------------------------------------- Keenan Alfaro si kere ini memanfaatkan wajah tampannya juga kepintarannya untuk memeras para cewe-cewe kaya di sekolahnya. Rayuan gombalnya membuat mereka tak pernah merasa dimanfaatkan. Tak terima dengan pengakuan yang Keenan buat, para cewe itu mengamuk dan berakhir membuli Mutia. Bukan hanya dari kalangan para cewe, para cowo pun ikut membuli Mutia karena dari mereka banyak yang menjadi sasaran empuk kepalan tangan Keenan. Cowo itu tak terkalahkan dalam hal apapun termasuk adu jotos. Si BERANDAL GILA, itulah sebutannya. Mutia kini menjadi sasaran balas dendam mereka. Akankah Mutia bertahan? Atau malah menyerah??
"Berat?" Tanya Keenan tepat di depan wajah Mutia saat tubuhnya menindih tubuh ramping cewenya ini. Nafasnya menguar mengeluarkan wangi mint yang khas.
Mutia menggeleng "Yang berat itu jadi pacar kamu"
Cup
Satu kecupan manis di sudut bibir mutia. Keenan beranjak duduk, tangannya meraih tubuh ramping mutia untuk duduk. Mereka duduk berhadapan dengan jarak yang sangat intim. Tangan kanan Keenan mengusap lembut pipi Mutia. Menatap detail wajah cantik Mutia.
"Gue disini. Gak usah takut"
"Kak"
"Hmm?" Jawabnya yang kini tatapan itu beralih ke manik indah kecoklatan di hadapannya.
"Aku takut hamil"
Bibir Keenan menyungging, membentuk sebuah senyuman. Tak ada jawaban.
"Kak!" Tangan kanan Mutia bergerak menggoyangkan tangan Keenan.
"Apa?"
"Kalo aku hamil gimana?" Dengan wajah cemasnya Mutia menatap Keenan. Berharap cowonya itu dapat menenangkan hatinya setelah apa yang telah mereka perbuat tadi.
"Gak bakalan" pungkasnya.
Cup
Satu kecupan lagi lolos di puncak kepala Mutia. Setelah itu Keenan beranjak, memakai bajunya kembali setelah dia lempar di sembarang arah sebelumnya.
Sementara Mutia masih betah dengan selimut yang menutupi bagian tubuhnya.
"Kak.." rengeknya. Kali ini terlihat ada cairan bening di kelopak matanya yang siap terjun bebas.
"Hamil, lo, gue tinggalin" kalimatnya penuh dengan penekanan. Gak ada wajah bercanda disana. Keenan serius dengan apa yang dia ucapkan.
Mutia menatap tak percaya sama cowo yang udah nidurin dia ini. Cowo yang Mutia percaya ini bisa-bisanya ngomong kayak gitu. Apa yang Mutia akan lakukan jika dirinya benar-benar hamil. Keenan, cowonya ini gak akan tanggung jawab. Hancur sudah masa depannya!
"Kak!!!! Kamu gak boleh gini sama aku!" Kesalnya yang hanya dapat senyuman tengil dari cowonya yang lagi ngikat tali sepatunya di lantai.
Mutia meremas selimutnya dan memukul-mukul kasur di depan Keenan. Kali pertama Mutia marah dengan apa yang Keenan lakukan. Biasanya dia gak pernah protes apapun itu.
Keenan berdiri, selesai dengan kedua sepatunya yang udah rapi di kakinya.
"Gue cabut. Gak usah nangis"
Gitu aja pamitnya.
Mutia menatap tak percaya sampai tubuh cowonya itu menghilang ditelan pintu kostannya.
"Hiikk!!!!" Mutia menangis sejadi-jadinya. Memukul kepalanya yang menurutnya isi kepalanya itu tak berfungsi dengan baik. Kesal kenapa bisa-bisanya dia kerayu omongannya Keenan.
"Bodoh!!"
Sementara di lain tempat...
Drap
Drap
Drap
Terdengar derap langkah kaki dengan kompaknya diatas lantai yang begitu sengaja dibuat mengkilat. Di jajaran paling depan tentunya hanya satu orang. Penampilannya begitu rapi, masih muda dan tentu saja wajahnya tampan rupawan. Cowo yang masih berusia 18 tahun ini diyakini sebagai CEO baru dari perusahaan kosmetik, namanya KEENAN ALFARO. Ini hari pertamanya menjabat di perusahaan milik opanya setelah beberapa bulan lalu lulus dari SMA.
Sementara dibelakangnya disusul oleh sekretarisnya, tepatnya sekretaris dari CEO sebelumnya, namanya Alina. Wanita seksi berusia 38 tahun, belum menikah. Alasan utamanya karena sibuk mengabdi selama 20 tahun lamanya untuk perusahaannya ini sampai kini betah menjadi perawan tua.
Tak lupa para staff dan jajarannya mengiringi dua orang penting tadi menuju ruang rapat.
Di lobi, semua karyawan perusahaan berdiri menundukan sedikit kepalanya tanda hormat ketika sang CEO melewatinya.
"Selamat pagi"
Alfaro, wajahnya serius dan tidak berekspresi mengabaikan semua sapaan disana.
"Shakti"
Satu kata yang lolos dari bibir salah satu karyawan wanita disana, mematung menatap genting ke arah cowo yang diyakininya adalah bos barunya.
Cowo dengan postur tubuh tegak dengan langkah penuh percaya dirinya itu berhenti tepat di depan cewe tadi. Cewe yang betah menatap paras cowo yang beberapa bulan ini telah hilang dari dunianya.
"Lancang!" Alfaro dengan tatapan tajamnya. Satu detik kemudian tatapannya beralih, menatap dengan ujung mata sekretarisnya yang ada di belakang.
"Kasih peringatan!"
Alina mengangguk, setelah itu melangkah kembali karena sang CEO telah melangkah lebih dulu setelah mengeluarkan dua kata mematikan tersebut.
Masih beruntung gak nyuruh dipecat.
Ting!
Lift terbuka setelah dipencet oleh Alina dan menunggu beberapa detik.
Alfaro melangkah lebih dulu, masuk kemudian disusul oleh yang lainnya.
Sementara dibawah sana...
"Thalita, kenapa ngomong sembarangan tadi?" Agni, salah satu karyawan dibagian marketing, sama kayak Thalita.
"A-aku..." lidahnya terbata. Thalita bingung mau menjelaskannya dari mana. Yang dia tau kalo bos yang mereka panggil Alfaro itu sebenarnya bukan. Thalita yakin itu Shakti, cowo dingin dengan sejuta pesona. Cowo yang udah dia abaikan selama beberapa bulan lalu. Tapi sekarang malah terbalik, ketika Shakti pergi hati Thalita malah jadi jumpalitan gak jelas.
"Aduhh, kamu harus minta maaf gimana pun caranya, oke? Jangan sampai dipecat" sarannya, yang dapat Thalita angguki saja. Karena mau gimana lagi, nasi udah jadi bubur.
'Aku yakin kamu itu Shakti, bukan Alfaro yang mereka sebut itu' batin Thalita.
Beberapa karyawan disana memperhatikan Thalita, sangat menyayangkannya karena dianggap kurang sopan. Menurut gosip yang beredar bos mereka itu galak juga playboy. Apa jadinya jika hal buruk akan terjadi pada Thalita.
"Mirip tapi tak sama" Thalita menyunggingkan senyumannya, berucap lirih yang tak bisa di dengar siapapun. Thalita tau perbedaan si kembar ini.
"Selamat bergabung di Beauty Cosmetics. Semoga anda menjadi pemimpin yang dapat memajukan perusahaan ini seperti pemimpin sebelumnya" ucap pak Magani direktur keuangan, setelah rapat itu selesai. Bukan rapat penting, ini hanya perkenalan saja hingga waktu rapat hanya berlangsung setengah jam.
Disusul oleh yang lain, ucapan selamat juga dilontarkan oleh pak Cakra bagian perencanaan "Selamat datang di perusahaan. Semoga kita semua satu ide, satu pemikiran dan satu tujuan"
Kalimat penutup yang hanya dapat senyuman tipis saja dari sang CEO, mending sih dari pada tadi. Alfaro tak menunjukan ekspresinya.
Mahal!
Semua orang yang ada di ruang rapat itu berjumlah sepuluh orang, termasuk Alfaro dan Alina. Semua berjabat tangan sebelum meninggalkan ruang rapat, menyisakan Alfaro juga Alina saja.
"Pak, jadwal kita hari ini harus bertemu klien di restoran Pelangi jam 9.15"
Alina berdiri dengan Ipadnya membaca deretan kegiatan Alfaro hari ini.
"Panggil saya bos" ucap Alfaro yang masih betah duduk di kursinya, sedikit menengadah menatap ke samping kanan dimana Alina berdiri.
"Iya, bos" ralatnya. "Pak Levi dari perusahaan Glow Up ingin bertemu langsung dengan bos"
Alfaro dengan tatapan lurusnya ke depan "bawa bagian marketing"
Bukan Alfaro yang membuat keputusan, tapi opanya disebrang sana. Telinga kiri Alfaro dipasangi buds pro yang terhubung dan siap dengan perintahnya. Bisa dibilang Alfaro hanya boneka hidup.
Setelah beberapa menit berlalu Alfaro kembali ke ruangannya. Memeriksa satu per satu map yang udah numpuk di mejanya. Membaca secara rinci deretan kalimatnya pelan tapi masih terdengar jelas oleh opanya. Lalu membubuhkan tanda tangannya setelah disetujui.
Alfaro hanya nurut aja.
Selesai dengan pekerjaan awalnya, Alfaro menyandarkan punggungnya kasar, memejam dalam mengingat apa yang dia lakukan kali ini.
"Gue tebus kesalah gue di masa lalu, Keenan Alfaro"
8 bulan yang lalu...
Bastian Theo Raymond seorang pemuda tampan yang mengalami kecelakaan bersama kekasihnya Liliana Mahendra. Kecelakaan tersebut menjadikan keduanya mengalami amnesia dan terpisah selama lima tahun. Saat dipertemukan kembali, Theo kembali jatuh cinta pada Lili, seorang dokter cantik di rumah sakit MMC. Tanpa tahu bahwa wanita itu sosok yang sudah melekat di hatinya. Karena sebuah kesepakatan yang dibuatnya dengan pemilik rumah sakit bernama dr. Mahendra sekaligus ayah kandung dari Lili , Theo berani melepaskan uang 10 milyar dan menukarnya demi menikahi Lili. Sialnya, Lili malah membuat Theo hampir melepaskannya. Disaat itu pula, Lili menemukan penggalan kisah masa lalunya lewat mimpi dan beberapa ingatan yang melintas saat bersentuhan dengan Theo. Bukannya senang ketika Theo hendak melepasnya, Lili malah berusaha untuk bertahan demi merangkai kisahnya dan menyebutnya Puzzle. "Aku atur sandinya dulu. Sekarang sandinya hari pernikahan kita aja ya, biar kamu gak lupa" ucap Theo dengan lembut di depan pintu kamarnya, lalu membuka pintu tersebut. Theo merangkul pinggang ramping Lili dan melangkah memasuki pintu. Namun tiba-tiba wanita cantik itu menepis tangan Theo dan reflek mendorongnya sampai terjatuh. "Aww..w" pekik Theo kesakitan ketika badannya terhempas ke lantai. Dia pun segera bangkit perlahan dengan mendirikan tongkatnya terlebih dahulu. "APA YANG KAMU LAKUKAN? KAMU DATANG KESINI UNTUK MEMPERPENDEK UMURKU, HAH?!!! Begitulah hari pertama mereka menikah. Awal mula kisah tentang sepasang kekasih yang sama- sama mengalami amnesia yang dipertemukan kembali dalam ikatan pernikahan. Pernikahan yang cukup rumit. Namun Theo si cowok tempramen, dia menjadi bucin akut terhadap Lili. Apa yang sudah Lili lakukan sehingga Theo bisa bertekuk lutut kepadanya??
BERISI ADEGAN 21++ Rendi Satria, pria berusia 28 tahun yang memiliki postur tubuh yang ideal juga wajah yang tampan, hal itu menjadi daya pikatnya sangat kuat dan banyak perempuan yang terpesona akan ketampanannya. Namun Rendi sudah memiliki kekasih, yaitu Lisna. Perempuan yang sangat ia cintai. Akan tetapi kedua orangtua Lisna tidak menyetujui hubungan mereka lantaran sat itu Rendi tidak memiliki pekerjaan tetap. Suatu hari Rendi ditawari pekerjaan untuk menjadi gigolo oleh tantenya sendiri. Maka dari itu Rendi bersedia demi bisa membuktikan kepada kedua orangtua Lisna. Lantas apakah yang akan terjadi dengan Rendi? Alangkah dia benar-benar menikahi pujaan hatinya? Simak dan ikuti kisahnya.
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.