img Terjebak Gairah Terlarang  /  Bab 2 Desahan Istri Orang | 40.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Desahan Istri Orang

Jumlah Kata:1341    |    Dirilis Pada: 10/01/2025

semakin berani. Tanganku menyelusup ke balik daster, menyent

i tubuhnya. Perlahan, aku menggeser dasternya sedikit lebih tinggi, m

ih sensual, lebih menggoda. Jemariku menari-nari di kulitnya, men

uhanku. Aku bisa melihat bulu matanya yang lentik berg

ku menyentuh bagian bawah dadanya, tepat di bawah garis bra ya

-dalam. Tubuhnya sedikit menegan

enyentuh sisi dadanya. Bentuknya yang bulat

ya lagi, kali i

napas kami yang terdengar di ruangan itu. Aku bisa merasaka

enatapku dengan mata yang sayu dan penuh gaira

Jul," bisiknya, dengan

membuatku mengerti bahwa ini bukan lagi sekadar pijatan biasa. Ini adalah awal dari sesuatu ya

Kalau pakai kaos mungkin bisa diangkat kaosnya supaya aku mijatnya lebih enak." Ucapan itu melunc

Detik-detik berlalu dalam keheningan yang terasa begitu berat. Aku bisa merasakan tatapannya yan

ggu ya?" tanyanya, nada

gak maksimal karena ada kain yang menghalangi. Aku jadi gak bisa merasakan lekuk tubuh tante dengan sempurna." Kat

anya, menatapku dengan tatapan yang sulit kuartikan, "...aku buka dastern

ka pintu, melangkah keluar untuk menutup gerbang rumah dengan bunyi berderit pelan. Saat dia kembali masuk, aroma parfumnya yang lembut menyapa indra penciumanku. Dia menutup pintu dengan h

"Sebentar tante mau ambil minum buat kamu." Dia berjalan menuju dapur, langkahnya ringan dan

n dalam rumah. Ruang keluarga itu terasa nyaman dengan sofa empuk dan bant

katanya sambil tersenyum, menyodorkan kaleng minuman itu padaku. Tatapannya lembut, namun ada sesuatu ya

garkan di tenggorokanku yang tiba-tiba terasa kering. Aku meletakkan kaleng minuman di me

. Sejujurnya, aku hanya berharap dia mengangkat sedikit dasternya, mungkin sebatas pinggang, agar aku bisa memijat pung

gira akan melihat kain lain di baliknya. Pakaian dalam, celana

u melihat sepasang paha yang putih mulus, berkilauan lembut di bawah cahaya lampu ruangan. Kulitn

membuat napasku tercekat. Rimbun halus berwarna gelap, membentuk segitiga misterius yang me

ana dalam! Kejutan itu terasa seperti sengat

tas. Di sana, terpampang sepasang bukit kembar yang mengacung penuh, menantang gravitasi. Sepasang bukit yang bulat dan besar, dengan puting merah muda yang me

dangan di depanku. Daster itu akhirnya melewati kepalanya, jatuh ke

ang membuatku semakin penasaran. Dengan gerakan anggun, dia membuang daster itu ke belakang sofa,

-pori kulitnya, bulu-bulu halus di lengannya, dan lekuk lehernya yang jenjang. Dan yang paling utama, pemandangan dadanya yang telanjang, hanya bebe

Namira. Tante yang selama ini kukenal sebagai sosok yang sopan dan ramah, kini hadir tanpa sehelai benang

intas di benakku kalau aku sedang bermimpi, atau berkhayal, atau bahkan berhalusinasi. Tapi sentuhan angin lembut yang me

yentuh punggung telanjangnya yang terbuka. Kulitnya terasa halus seperti sutra, han

tak mungkin aku bisa merasakan kehalusan punggung

n?" Terdengar suara Tante Namira, lembut namun penuh godaan. Suarany

bata-bata, masih terpukau de

amun dengan sensasi yang jauh berbeda. Jika tadi obyek yang kupijat adalah pung

an otot-ototnya yang sedikit tegang. Kemudian, jemariku turun ke bagian punggung, mengusapnya dengan gerakan

e Namira melakukan ini? Apakah ini sebuah jebakan? Atau dia benar-benar menginginkanku? Pikiran-pikir

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY