atas perasaannya yang semakin tidak menentu. Ruang tamu yang dulu terasa hangat kini terasa hampa. Meskipun ada Rayhan, ada tawa ke

berbagi cerita dan mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh kenangan. Namun, kali ini, hujan itu tidak terasa romantis; ia membawa ser

s basah kuyup dan ekspresi yang lelah, tetapi ada senyuman kecil yang mencoba ia hadirk

ng Rayhan, mengamati setiap gerak-geriknya, seolah mencoba

letakkannya di kursi dekat pintu. Ia berjalan ke arah Samantha, matanya menatap pen

hanya merasa... seperti ada sesuatu yang belum kita selesaikan, Rayhan. Seperti a

barkan ketegangan di dalam diri wanita yang sudah sangat ia cintai. "Aku tahu apa yang kau rasakan, Reni. Aku juga merasakannya. Tapi, perca

dalam dirinya, ada kebingungan yang sulit diungkapkan. "Tapi bagaimana jika itu

n masa lalu datang menghantui, kau adalah yang membuatku tetap berjalan. Setiap kali aku teringat pada Yasmin, aku b

nggelayuti hati. "Aku ingin percaya, Rayhan. Tapi setiap kali aku mendengar namanya disebut, setiap kali ak

ak ingin membuatmu merasa seperti ini. Jika aku bisa menghapus masa lalu dan membuat semua kenangan itu hilang, aku akan melakuka

ra mereka, tetapi keheningan itu penuh dengan ketulusan dan keinginan untuk mengerti satu sama la

a ingin kau tahu, jika aku merasa tidak bisa lagi melakukannya, aku harus tahu kau akan m

s berkata apa. Ia tahu, jika saat itu datang, ia harus rela melepaskan wanita yang sudah

ita. Dan jika suatu hari aku harus melepaskanmu, aku hanya ingin kau tahu, kau adal

lanan mereka masih panjang. Malam itu, di tengah hujan yang mengalir deras, mereka berdua tahu